Pelatih Chantelle Cameron Sebut Katie Taylor Menang Dengan Taktik “Clinch”
Chantelle Cameron tidak dapat mengulang keajaiban yang dia hasilkan pada bulan Mei lalu ketika dia bertanding ulang dengan Katie Taylor di 3Arena di Dublin, Irlandia pada Sabtu malam lalu.
Enam bulan yang lalu petinju Inggris berusia 32 tahun ini mengejutkan dunia tinju ketika ia berhasil mempertahankan gelar juara dunia kelas welter junior sejati melawan juara dunia kelas ringan sejati, Katie Taylor.
Dalam pertarungan tersebut Chantelle Cameron memulai dengan cepat, memenangkan ronde-ronde awal untuk mengamankan kemenangan angka mutlak dengan skor 96-94, 96-94 dan 95-95.
Kali ini giliran Katie Taylor, 37 tahun, dari Irlandia, yang mengambil alih kendali pertarungan pada ronde-ronde awal sebelum Cameron melakukan reli di menit-menit akhir, namun akhirnya kalah dalam keputusan juri dengan skor 95-95, 94-96 dan 92-98.
Taylor melakukan beberapa penyesuaian cerdas untuk laga ulang ini, termasuk mematahkan serangan Cameron dari sisi dalam. Hal ini terutama terlihat pada paruh kedua laga.
Pelatih Chantelle Cameron, Jamie Moore, percaya bahwa wasit Roberto Ramirez Jr seharusnya lebih tegas dalam hal ini selama pertarungan.
"Dia jelas sangat terpukul, bisa Anda bayangkan," ujar Moore kepada BBC 5 Live Boxing. "Dia hanya merasa seluruh skenario ini, semuanya diatur agar dia kalah.
"Kami bertekad untuk membuktikan bahwa semua orang salah, seperti yang kami lakukan terakhir kali. Namun ia berhasil lolos dari serangan terakhir kali. Saya tidak mengatakannya - pertama-tama, saya hanya ingin mengatakan, dari apa yang saya saksikan, itu pertarungan yang sangat ketat, bisa saja berakhir imbang."
Itu bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi Moore dengan orang ketiga di atas ring. Ia meyakini bahwa wasit asal Puerto Rico itu melewatkan sebuah keputusan knockdownyang krusial pada ronde pembuka, saat sebuah jabkeras dari Chantelle Cameron menjatuhkan Taylor ke atas kanvas. Ramirez Jr menganggapnya sebagai sebuah slip.
"Kami tidak mendapatkan knockdown pada ronde pertama, yang seharusnya [menjadi] 100% knockdownyang sah," lanjut Moore.
"Saya memohon pada wasit di ruang ganti sebelum laga, tolonglah yang terakhir kali, dia lolos dengan banyak clinch. Pekerjaan terbaik petarung saya adalah dari jarak dekat. Tolong jangan biarkan dia melakukan clinchseperti yang dia lakukan terakhir kali kali ini. Dan ia membiarkannya melakukan hal yang lebih buruk kali ini daripada yang terakhir kali.
"Maka saya merasa sedih untuknya karena ia sangat frustrasi pada ronde keempat dan kelima karena ia terlalu banyak bertahan. Dari apa yang saya saksikan, jika Chantelle diizinkan untuk melakukan pekerjaan yang dapat ia lakukan di sisi dalam, hasilnya akan berbeda.
"Dari apa yang saya saksikan, itu adalah pertarungan yang ketat."
Setelah pertandingan, Katie Taylor menyambut baik ide pertarungan trilogi dengan Chantelle Cameron, mengusulkan stadion sepak bola Croke Park di Dublin sebagai tempat pertandingan.
"Ini adalah homecoming saya yang sesungguhnya malam ini. Anda melihat yang terburuk dari saya di bulan Mei. Anda melihat yang terbaik dari saya malam ini. Mari kita raih trilogi di Croke Park," ujar Katie Taylor.
"Dibutuhkan dua orang untuk berdansa dan Chantelle adalah petarung yang fenomenal dan juara yang fenomenal, ia layak mendapatkan semua yang ia dapatkan.
"Untuk memiliki sebuah trilogi akan menjadi sebuah penghormatan besar bagi kami berdua. Saya rasa itulah yang kami berdua inginkan.
"Ia sendiri adalah seorang legenda. Dua legenda di atas ring bertarung lagi untuk sebuah trilogi. Saya rasa belum pernah ada trilogi dalam tinju wanita. Ini bisa menjadi yang pertama."
Artikel Tag: Katie Taylor, Chantelle Cameron
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/tinju/pelatih-chantelle-cameron-sebut-katie-taylor-menang-dengan-taktik-clinch
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini