Gabriela Fundora Sukses KO Gabriela Alaniz, Jadi Juara Sejati Kelas Terbang

Gabriela Fundora yang belum terkalahkan ini menjadi juara sejati termuda dengan kemenangan KO pada menit 1:40 di ronde ketujuh atas Gabriela Alaniz pada Sabtu (2/11) di Virgin Hotels, Las Vegas.

Dengan kemenangan ini, Fundora (16-0, 7 KO) - yang memegang sabuk IBF - memenangkan gelar juara The Ring serta gelar WBC, WBA dan WBO. Ia menjadi juara kelas terbang sejati pertama dan wanita termuda di antara semua kelas.

Gabriela Fundora dan timnya tidak hanya bersumpah untuk mencetak sejarah, namun juga mengenakan pakaian yang tepat untuk acara tersebut.

“Laga ini didedikasikan untuk Oscar,” kata Fundora, 22 tahun, kepada Chris Mannix dari DAZN. “Saya mengenakan pakaian emas untuk menghormatinya.”

Rujukannya adalah Hall of Famer Oscar De La Hoya, yang dipromotori oleh Golden Boy Promotions bersama Sampson Lewkowicz.

Gabriela Fundora dengan cepat masuk ke dalam jarak serang, namun masih dapat menggunakan tinggi badan dan jangkauannya yang mencapai enam sentimeter dengan baik.

Jab-nya cukup untuk menjaga Alaniz berada di luar jarak serang yang efektif. Fundora menghindari banyak serangan yang masuk dan mendaratkan hook kanan dan pukulan straight kiri dari kuda-kuda southpaw.

Alaniz memberikan perlawanan pada ronde ketiga dan keempat.

Fundora kembali mengambil kendali pada ronde-ronde pertengahan. Jab-nya sekali lagi menjadi kunci, namun ia juga tidak menyarangkan serangan ke arah tubuh lawannya.

Alaniz melakukan yang terbaik untuk mendorong maju melewati kekuatan lawannya dan juga maju dengan kombinasi satu-dua.

Gabriela Fundora termasuk salah satu dari beberapa wanita dalam olahraga ini yang selalu berusaha menutup laga. Ia berhasil melakukan itu dengan kekuatan pukulan straight kirinya.

Alaniz memprotes keputusan knockdown pertama pada ronde ketujuh, serta bersikeras bahwa Fundora menginjak kaki kirinya.

Tak ada yang memperdebatkan knockdown kedua. Alaniz terkena pukulan kiri lainnya. Kontes ini pun terhenti dengan segera.

“Kami berlatih untuk ini,” tegas Fundora. “Saya mengatakan pada ayah saya [Freddy Fundora, kepala pelatih Gabriela] bahwa inilah pukulan yang saya inginkan untuk mencetak KO. Dan itu terjadi.”

Pukulan straight kiri itu termasuk di antara 112 pukulan yang ia daratkan dari 462 pukulan yang dilontarkan (24,2 persen). Alaniz (15-2, 6 KO) menerima 97 dari 359 pukulan (27 persen), yang merupakan kekalahan kedua dalam tiga laga terakhirnya.

“Saya pikir setiap petarung harus meniru hati dan kegigihannya,” kata De La Hoya tentang sang juara sejati terbarunya. “Ia adalah seorang superstar yang sedang berkembang.”

Kemenangan ini terjadi di kota yang sama di mana Sebastian Fundora, kakak kandung Gabriela, juga menjadi juara pada 2024. Sebastian mengalahkan Tim Tszyu untuk merebut gelar juara dunia kelas berat badan 154 pound versi WBC/WBO pada 30 Maret lalu di T-Mobile Arena.

Seperti yang selalu terjadi ketika mereka bertarung, satu saudara kandung menemani yang lain masuk ke dalam ring. Sebastian dengan bangga memegang gelar IBF milik Gabriela saat berjalan di atas ring. Keluarga ini kini pulang dengan membawa lebih banyak gelar.

Gabriela Fundora kini telah memenangkan empat perebutan gelar dalam kurun waktu 54 minggu. Semuanya, kecuali satu, berakhir dengan KO, termasuk kemenangan KO pada ronde kelima atas Arely Mucino pada 21 Oktober lalu.

Fundora kemudian menghentikan petinju tak terkalahkan Christina Cruz pada ronde kesepuluh dan terakhir pada 27 Januari di Phoenix. Ia menjalani sepuluh ronde dengan kemenangan mutlak atas Daniela Asenjo pada tanggal 10 Agustus di Michelob ULTRA Arena.

Ratu tinju terbaru dalam olahraga ini bertekad untuk tidak membiarkan laga ini berakhir di tangan juri.

“Dengarkan bagaimana semangat para penonton,” kata Gabriela Fundora. “Itu menjelaskan semuanya. Saya kira semua orang menikmati KO itu. Saya tidak akan menonton tinju wanita jika tidak ada KO. Itulah yang layak mereka dapatkan hari ini.”

Artikel Tag: Gabriela Fundora