Simona Halep Tuduh Badan Anti Doping Terapkan Standar Ganda
Berita Tenis: Mantan petenis peringkat 1 dunia, Simona Halep mengkritik ITIA (International Tennis Integrity Agency) atas penanganannya terhadap pelanggaran anti doping Iga Swiatek.
Pekan ini, dipastikan bahwa Swiatek dinyatakan positif mengkonsumsi obat jantung, trimetazidine (TMZ) selama tes di luar kompetisi pada bulan Agustus. Ia pun diskors sementara dari turnamen selama 22 hari yang memaksanya melewatkan sejumlah turnamen di Asia. Tetapi ia berhasil membatalkan skorsing tersebut setelah ia bisa membuktikan bahwa sumber dari tes yang gagal tersebut adalah obat yang terkontaminasi, yang disebut melatonin yang diproduksi di Polandia dan digunakan untuk mengatasi jet lag.
ITIA menerima bahwa petenis berkebangsaan Polandia tidak memiliki kesalahan atau kelalaian yang signifikan, tetapi mengeluarkan skorsing selama satu bulan, yang berarti ia memiliki delapan hari skorsing yang tersisa untuk dijalani sejak tanggap keputusan mereka. Lebih jauh, karena sumber kontaminasi adalah obat-obatan dan bukan suplemen, hukumannya tidak terlalu berat. Alasannya adalah karena ITIA menganggap obat tersebut memiliki tingkat risiko kontaminasi yang lebih rendah karena diproses berdasarkan peraturan UE.
Kecepatan penanganan kasus Swiatek telah memicu kritik dari petenis berkebangsaan Rumania, Halep yang absen selama berbulan-bulan setelah ia dinyatakan positif menggunakan Roxadustat. Ia diskors sementara pada Oktober 2022, kemudian dilarang bertanding selama empat musim pada musim 2023 setelah ITIA menyimpulkan bahwa ia melakukan dua pelanggaran aturan anti doping yang disengaja. Ia pun mengajukan banding dan berhasil mengurangi larangan bertandingnya menjadi sembilan bulan.
“Saya tidak dapat menemukan dan saya rasa tidak ada jawaban yang logis. Itu hanya bisa menjadi niat buruk dari pihak ITIA, organisasi yang telah melakukan segalanya untuk menghancurkan saya meskipun ada bukti,” tulis Halep melalui Instagram tidak lama setelah berita pelanggaran anti doping Swiatek dipublikasikan.
“Mereka sangat ingin menghancurkan musim-musim terakhir dalam karier saya, mereka menginginkan sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan bisa diinginkan. Saya selalu percaya pada kebaikan, saya percaya pada keadilan olahraga ini, saya percaya pada kebaikan.”
“Itu menyakitkan, masih menyakitkan, dan mungkin selalu menyakitkan atas ketidakadilan yang dilakukan kepada saya. Bagaimana mungkin dalam kasus yang sama dan terjadi pada waktu yang hampir bersamaan, ITIA memiliki pendekatan yang sama sekali berbeda terhadap kerugian saya? Bagaimana saya menerima bahwa WTA dan dewan petenis tidak ingin mengembalikan peringkat yang seharusnya saya terima!”
“Saya kehilangan dua musim dari karier saya, saya kehilangan banyak malam tanpa tidur, pikiran, kecemasan, pertanyaan yang tidak terjawan, tetapi saya memenangkan keadilan. Ternyata itu adalah kontaminasi dan paspor biologis adalah penemuan murni.”
Sementara petenis berkebangsaan Inggris, Tara Moore merupakan petenis lain yang menerima perlakuan berbeda daripada petenis lain pada kasusnya dengan ITIA. Ia dilarang bertanding selama 19 bulan setelah mendapatkan hasil positif pada tes doping yang disebabkan oleh produk yang terkontaminasi.
“Saya menghabiskan 19 bulan skorsing dan harus membuat perubahan dalam tim saya. Jangan lupakan, kasus saya juga kontaminasi dan dua petenis lain juga mendapatkan hasil positif, tetapi mengajukan banding atas kasus saya. Mengapa tidak ada yang serius menyelidiki korupsi organisasi yang mengatur kita?” tulis Moore melalui X.
Artikel Tag: Tenis, Simona Halep, Iga Swiatek
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/tenis/simona-halep-tuduh-badan-anti-doping-terapkan-standar-ganda
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini