Ons Jabeur Berjuang Di Tengah-Tengah Kemunduran Karier Dan Tragedi Gaza
Berita Tenis: Ons Jabeur, sosok yang menjadi harapan dan kegigihan di dunia tenis, saat ini tengah berkompetisi di Australian Open, Melbourne musim 2025.
Petenis berkebangsaan Tunisia berhasil melalui tantangan pertama setelah ia mengalahkan petenis berkebangsaan Ukraina, Anhelina Kalinina dengan 6-3, 6-3 dan membukukan laga babak kedua melawan petenis berkebangsaan Kolombia, Camila Osorio yang secara mengejutkan mampu menaklukkan petenis unggulan ke-31, Maria Sakkari dengan 6-4, 6-7, 6-4.
Namun, petenis perringkat 39 dunia memasuki Australian Open musim ini dengan lebih banyak hal yang ia pikirkan daripada performanya di lapangan. Ia berterus terang terkait perjuangannya dalam beberapa bulan terakhir, baik secara profesional maupun pribadi, setelah ia bergulat dengan tragedi di Gaza dan tantangan dalam kariernya sendiri.
Jelang Australian Open, petenis berusia 30 tahun buka-bukaan tentang bagaimana konflik yang masih berlangsung di Gaza sangat mempengaruhinya. Sebagai duta untuk World Food Programme, ia merasa sangat bertanggung jawab untuk mengatasi penderitaan yang disaksikannya, tetapi juga menghadapi keterbatasan dalam pengaruhnya.
“Hal yang terjadi di dunia ini telah mempengaruhi saya lebih daripada yang saya bayangkan,” aku Jabeur. “Setiap kali saya melihat video pembunuhan di Gaza, itu sangat mengerikan. Saya berusaha membantu sebanyak mungkin, tetapi hal yang paling membuat frustasi adalah bahwa saya tidak bisa melakukannya sebanyak yang saya inginkan.”
“Apa gunanya bermain tenis jika orang-orang yang tidak bersalah meninggal?”
Keprihatinan kemanusiaan petenis berusia 30 tahun bertepatan dengan penurunan yang signifikan dalam performanya di turnamen. Pernah menghuni peringkat 2 dunia, kini ia menduduki peringkat 39 dunia, berjuang keras demi menemukan ritme permainan dan kegembiraan di atas lapangan. Beban peristiwa global, beberapa tantangan pribadi, telah membuatnya cukup kesulitan untuk memisahkan emosinya dari kehidupan profesionalnya.
“Saya seharusnya merasa gembira di atas lapangan dan saya tidak merasa seperti itu untuk waktu yang lama,” aku Jabeur. “Akhir-akhir ini, saya telah berusaha mengingatkan diri saya sendiri mengapa saya mulai bermain tenis.”
Terlepas dari kesulitannya, ia tetap merasa optimis dan meyakini bahwa pengalamannya akan membuatnya lebih tangguh.
“Saya tahu bahwa karier tenis seperti rollercoaster dan saya belajar banyak dari masa-masa yang menyulitkan. Saya merasa pengalaman akan membantu saya. mungkin di paruh kedua musim, saya akan berada dalam kondisi terbaik saya.”
Kisah petenis berkebangsaan Tunisia tidak hanya terbatas pada tenis. Ia telah menjadi simbol kegigihan, tidak hanya untuk pencapaiannya di atas lapangan, tetapi kemampuannya menggunakan platformnya untuk menarik perhatian pada isu-isu kemanusiaan yang mendesak. Menyeimbangkan perannya sebagai advokat global dengan karier profesional telah menjadi tantangan, tetapi komitmen sang petenis yang teguh tehadap keduanya merupakan bukti karakternya.
Saat Jabeur berkompetisi di Australian Open musim ini, penggemar dan pendukungnya tidak hanya akan menyaksikan permainannya, tetapi juga menyaksikan perjalanannya menemukan kembali jati diri dan harapannya.
Artikel Tag: Tenis, australian open, Ons Jabeur
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/tenis/ons-jabeur-berjuang-di-tengah-tengah-kemunduran-karier-dan-tragedi-gaza
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini