Aryna Sabalenka Ungkap Perubahan Pola Pikir Untuk Kalahkan Ini Di US Open

Berita Tenis: Petenis peringkat 2 dunia, Aryna Sabalenka akan kembali melakoni final US Open dan kali ini ia ingin belajar dari pelajaran yang telah ia dapatkan sebelumnya.

Dalam empat musim terakhir, tidak ada petenis yang lebih baik di US Open selain petenis unggulan kedua. Pada musim 2021, ia lolos ke semifinal sebelum kalah tiga set dari Leylah Annie Fernandez.

Musim selanjutnya, juara Australian Open musim 2024 kembali melenggang ke semifinal sebelum kalah tiga set dari Iga Swiatek yang berakhir dengan memenangkan gelar Grand Slam tersebut.

Musim lalu, mantan petenis peringkat 1 dunia menjejakkan kaki di final US Open, tetapi Cori Gauff terbukti terlalu tangguh untuk diatasi karena ia memenangkan final tersebut dengan tiga set.

Musim ini, untuk memenangkan US Open, ia tidak hanya harus mengalahkan satu, tetapi dua petenis tuan rumah secara beruntun. Ia telah mengantongi satu kemenangan setelah mengandaskan Emma Navarro dengan dua set langsung di semifinal.

Setelah pertandingan, petenis peringkat 2 dunia ditanya tentang para penonton tuan rumah dan bagaimana ia mengatasi dukungan mereka yang vokal, menyadari fakta bahwa mereka menyemangati lawannya tidak serta-merta berarti hal tersebut akan membuat permainannya lebih baik.

“Saya akan mengatakan bahwa, maksud saya, hari ini sebenarnya tidak terlalu gila. Suara mereka sangat keras, tetapi selama poin-poin, mereka bersikap hormat dan tenang. Musim lalu, suara mereka sangat keras, bahkan selama poin-poin. Itu sangat berisik, sehingga menghalangi telinga saya, jadi itu seperti tekanan yang sangat besar,” jelas Sabalenka.

“Saya pikir kesalahan saya adalah saya fokus dengan diri saya sendiri, tetapi saya tidak berpikir bahwa ia sebenarnya juga berada di lapangan yang sama, merasakan kegaduhan yang sama dari penonton, dan kami semua berada dalam kondisi yang sama. Ya, mereka mendukungnya, tetapi bagaimana mereka dapat membantunya memenangkan pertandingan?”

Ia menyadari bahwa sementara penonton bisa memotivasi lawannya untuk tampil lebih baik ketika ia mendikte rally-rally di lapangan, hanya jika hal itu berdampak padanya agar ia kalah dalam pertandingan.

Untuk itulah ia akan fokus dengan sisi lapangannya dan tidak kehilangan akal saat penonton bersorak untuk lawan. Itu berhasil baginya di semifinal dan ia berharap hal itu juga akan berhasil di final melawan petenis tuan rumah lain, Jessica Pegula.

“Hanya jika saya membiarkan hal itu merasuki benak saya dan hanya jika saya akan kehilangan diri saya sendri, anda tahu, menjadi gila. Jadi, ya, yang paling sulit adalah seberapa kerasnya suara di stadion ini,” tukas Sabalenka.

Artikel Tag: Tenis, US Open, Aryna Sabalenka