Sajjad Sehen Dari Irak Jadi Atlet Pertama Positif Doping Di Olimpiade 2024

Penulis: Hanif Rusli
Sabtu 27 Jul 2024, 02:27 WIB
Sajjad Sehen dinyatakan positif menggunakan metandienone dan boldenone dalam sampel yang diambil di Paris pada hari Selasa (23/7). (Foto: Judo World)

Sajjad Sehen dinyatakan positif menggunakan metandienone dan boldenone dalam sampel yang diambil di Paris pada hari Selasa (23/7). (Foto: Judo World)

Ligaolahraga.com -

Seorang judoka putra dari Irak dinyatakan positif menggunakan dua steroid anabolik di Olimpiade Paris, kata Badan Pengujian Internasional (ITA) pada Jumat (26/7).

Sajjad Sehen, seorang atlet Olimpiade berusia 28 tahun yang baru pertama kali mengikuti Olimpiade, dinyatakan positif menggunakan metandienone dan boldenone dalam sampel yang diambil di Paris pada hari Selasa (23/7). Ia akan bertanding pada Selasa depan.

Ini merupakan kasus doping pertama di Olimpiade Musim Panas dan diumumkan beberapa jam sebelum upacara pembukaan dimulai.

Sehen diskors sementara sembari kasus disipliner diusut, kata ITA, yang mengawasi program anti-doping untuk Komite Olimpiade Internasional (IOC) selama Olimpiade.

"Ini berarti atlet tersebut dicegah untuk bertanding, berlatih, atau berpartisipasi dalam kegiatan apa pun selama Olimpiade," kata badan tersebut.

Sehen dapat meminta tes sampel B. Jika sampel kedua juga dinyatakan positif mengandung zat terlarang, ia bisa menghadapi larangan hingga empat tahun.

Sehen dijadwalkan bertanding di kelas 81 kg putra, mulai dari babak 32 besar melawan seorang lawan dari Uzbekistan.

Program anti-doping ITA di Olimpiade Tokyo 2021 menangkap enam atlet yang kedapatan positif doping dalam periode resmi Olimpiade dari 6.200 sampel yang diambil.

IOC sendiri menetapkan kebijakan tanpa toleransi untuk memerangi kecurangan dan meminta pertanggungjawaban siapa pun yang bertanggung jawab atas penggunaan atau penyediaan produk doping.

Perjuangan IOC melawan doping dimulai dengan sungguh-sungguh pada tahun 1960-an.

Pada 1999, IOC mendukung pendirian Badan Anti-Doping Dunia (WADA), regulator anti-doping global yang terdiri dari, dan didanai secara merata oleh, gerakan olahraga dan pemerintah di dunia untuk melakukan penelitian ilmiah, pendidikan, pengembangan kapasitas anti-doping, dan pemantauan Kode Anti-Doping Dunia.

Pada KTT Olimpiade yang diadakan pada Oktober 2015, IOC mengusulkan sistem pengujian dan sanksi anti-doping yang independen dari organisasi olahraga.

Sejak Maret 2016, IOC mendelegasikan keputusan atas dugaan pelanggaran peraturan anti-doping selama Olimpiade kepada badan independen, yaitu Divisi Anti-Doping yang baru di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).

Divisi Anti-Doping CAS telah menggantikan Komisi Disiplin IOC untuk mendengar dan memutuskan kasus-kasus doping di Olimpiade.

Pada 2017, Dewan Eksekutif IOC memasukkan pembentukan ITA, sebuah organisasi independen yang berspesialisasi dalam mengelola program anti-doping, ke dalam 12 prinsip untuk sistem anti-doping global yang lebih kuat dan independen untuk melindungi atlet yang bersih.

Sejak 2019, IOC telah mendelegasikan tanggung jawab untuk organisasi dan manajemen kontrol doping di Olimpiade kepada ITA.

IOC telah meminta semua Federasi Internasional untuk mengikuti langkah-langkah ini dan mendelegasikan sepenuhnya seluruh program pengujian mereka kepada ITA dan pemberian sanksi kepada Divisi Anti-Doping CAS.

Artikel Tag: positif

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/olahraga-lain/sajjad-sehen-dari-irak-jadi-atlet-pertama-positif-doping-di-olimpiade-2024
266  
Komentar

Terima kasih. Komentar Anda sudah disimpan dan menunggu moderasi.

Nama
Email
Komentar
160 karakter tersisa

Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar disini