Paralimpiade Kedua Bagaikan “Universitas” Bagi Asiya Sururu Muhammed

Penulis: Hanif Rusli
Kamis 05 Sep 2024, 11:34 WIB
Asiya Sururu Muhammed beraksi di Paralimpiade Paris. (Foto: Inside The Games)

Asiya Sururu Muhammed beraksi di Paralimpiade Paris. (Foto: Inside The Games)

Ligaolahraga.com -

Pedayung Paralimpiade Kenya, Asiya Sururu Muhammed, mengatakan bahwa berada di Paralimpiade keduanya ini seperti "universitas" dibandingkan dengan debutnya yang "seperti sekolah" di Tokyo tiga tahun lalu.

Sururu Muhammed kehilangan kedua kaki bagian bawah dan beberapa jari dalam kecelakaan kereta api saat berusia dua tahun dan menjadi wanita pertama yang mewakili negaranya dalam cabang olahraga dayung di Olimpiade atau Paralimpiade pada 2021.

Meskipun finis di posisi ke-12 pada hari Minggu (1/9) untuk Paralimpiade kedua berturut-turut di nomor single sculls PR1, Asiya Sururu Muhammed finis dua menit lebih cepat daripada di Jepang.

"Ada peningkatan besar secara pribadi dalam hal waktu. Di Tokyo saya masih seorang pembelajar, tapi sekarang saya sudah paham betul apa yang harus saya lakukan," ujar pengguna kursi roda ini kepada AFP.

"Ini seperti universitas, lebih maju (dibandingkan dengan sekolah)," tambahnya.

Setelah kecelakaan kereta api, tragedi lebih lanjut menimpa Sururu Muhammed karena ia menjadi yatim piatu pada usia sembilan tahun. Ia dibesarkan oleh sepupu dan bibinya. Ia beralih ke olahraga, mencoba tenis kursi roda terlebih dahulu sebelum beralih ke dayung dan memulai debut kompetitifnya pada tahun 2019.

Pada Mei 2022, Asiya Sururu Muhammed mulai belajar berjalan dengan kaki palsu.

"Orang Prancis mengatakan 'magnifique' dan itu benar-benar luar biasa," kata Sururu Muhammed sambil tersenyum.

"Saya tidak pernah berjalan sebelumnya, jadi saya mulai berjalan ketika berusia 30 tahun. Setiap pengalaman adalah sekali seumur hidup, ini adalah hal yang besar, seperti ketika seorang bayi mengambil langkah pertamanya, saya adalah bayi yang besar. Setiap langkah adalah sebuah perayaan," tambahnya.

Wanita asal Mombasa ini adalah penggemar berat olahraga dan selalu mengikuti perkembangan Formula Satu, dan menyambut baik kabar kembalinya Grand Prix ke Afrika, di Rwanda.

"Bayangkan! Saya pikir itu akan menyenangkan," katanya. "Rwanda berjarak dua hari perjalanan darat atau 45 menit dengan pesawat dari Kenya, jadi sangat mudah untuk mencapainya."

Sementara pertandingannya berakhir, Asiya Sururu Muhammed akan tetap berada di Paris untuk menyaksikan rekan-rekan senegaranya dan mengunjungi beberapa lokasi wisata.

"Saya akan mengikuti cabang olahraga atletik, di mana sebagian besar orang Kenya berada," katanya.

"Kemudian saya akan ikut angkat besi, menjelajahi semua cabang olahraga. Pagi hari saya akan menonton Olimpiade. Siang hari dan seterusnya saya akan berkeliling kota. Jika bukan Menara Eiffel, saya akan pergi ke restoran-restoran terbaik, karena saya suka makan. Saya akan pergi ke tempat-tempat yang memiliki kenangan untuk diceritakan kepada cucu-cucu saya, inilah Paris," tambahnya.

Artikel Tag: Asiya Sururu Muhammed

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/olahraga-lain/paralimpiade-kedua-bagaikan-universitas-bagi-asiya-sururu-muhammed
198  
Komentar

Terima kasih. Komentar Anda sudah disimpan dan menunggu moderasi.

Nama
Email
Komentar
160 karakter tersisa

Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar disini