Jalan Terjal Rifda Irfanaluthfi, Pesenam Pertama Indonesia Di Olimpiade

Rifda Irfanaluthfi mempersiapkan penampilannya bersama pesenam idolanya, pesenam Amerika Serikat, Simone Biles. (Foto: Reuters)
Pada malam ketika ia lolos ke Olimpiade, Rifda Irfanaluthfi berada di rumah sakit di Belgia, dalam masa pemulihan setelah terjatuh dari palang bertingkat.
Saat ia terbaring di belakang ambulans, pesenam berusia 24 tahun ini tak henti-hentinya mengirim pesan kepada manajer, pelatih dan teman-temannya, dengan cemas mencari kepastian tentang kelolosannya.
"Saya terus bertanya kepada manajer saya, pelatih saya, dan teman-teman saya. Saya mengirim pesan kepada mereka satu per satu untuk bertanya: Apakah saya lolos?" Rifda mengenang.
Keesokan paginya, Rifda diberitahu bahwa ia harus menjalani operasi lutut. Meskipun demikian, ia juga mengetahui bahwa ia telah lolos ke Olimpiade Paris.
"Saat itu saya menangis sambil memeluk pelatih saya," katanya setelah sesi latihan di Jakarta. "Pelatih saya mengatakan kepada saya bahwa akhirnya perjuangan kami dari tahun 2015 menjadi kenyataan."
Sekarang, hampir dua tahun pasca operasi dan setelah berjam-jam latihan intensif, Rifda Irfanaluthfi bersiap-siap menuju Paris. Ia akan berkompetisi di cabang olahraga senam artistik, yang meliputi beberapa nomor individual di berbagai alat seperti balok keseimbangan, kuda lompat, dan palang bertingkat.
Indonesia, yang menargetkan untuk mengirimkan sekitar 20 atlet ke Paris, secara historis unggul di cabang olahraga bulutangkis dan angkat besi, dengan mengumpulkan 37 medali Olimpiade di kedua cabang olahraga tersebut. Sebaliknya, senam masih kurang terwakili dan kekurangan dana.
Rifda Irfanaluthfi berharap keikutsertaannya di Olimpiade akan meningkatkan profil olahraga ini di Indonesia, di mana senam sering disalahpahami. Ia bercanda bahwa banyak orang Indonesia yang masih bingung membedakan antara senam dan aerobik.
Eva Butar-Butar, pelatih lama Rifda dan mantan pesenam profesional, percaya bahwa keikutsertaan Rifda di Paris akan menjadi sesuatu yang transformatif bagi senam Indonesia.
"Bukan karena kita tidak punya atlet," kata Butar-Butar. "Tapi lebih karena sistem dukungan yang membuat atlet Indonesia sulit mencapai level global."
Rifda Irfanaluthfi, yang berada di peringkat 52 dunia, bercita-cita untuk menjadi atlet profesional sejak usia muda. Ia beralih dari renang ke senam pada usia enam tahun dan mengumpulkan banyak penghargaan di sepanjang perjalanannya.
Instagram-nya menampilkan foto-foto masa kecil ayahnya yang sedang membantunya melakukan push-up handstand, sebuah bukti dukungan tak tergoyahkan dari orangtuanya, yang ia puji atas kesuksesannya.
Dinding rumah masa kecil Rifda di Jakarta Selatan dihiasi dengan piala dan penghargaannya, yang terbaru adalah sampul majalah berbingkai yang mengumumkan kelolosannya ke Olimpiade Paris 2024.
Ibunya, Yulies Andriana, seorang mantan guru di sebuah sekolah khusus olahraga, mengenang kembali pengorbanan yang telah mereka lakukan.
"Saya tidak mampu membeli pakaian latihan dan senam yang mahal, jadi kami selalu harus berhemat untuk mendapatkan pakaian bekas," katanya. "Itu menyedihkan, tapi hanya itu yang bisa saya lakukan."
Baru-baru ini, Rifda Irfanaluthfi menghadapi tantangan lain. Sebagai seorang pesenam di negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, ia menghadapi pelecehan online dari kaum konservatif religius, yang melabeli foto-foto triko-nya sebagai "pornografi".
"Dia diintimidasi secara online," kata ibunya. "Jadi dia harus menutup komentar-komentar itu untuk menghentikannya."
Terlepas dari rintangan-rintangan tersebut, Rifda terus berlatih dengan tekun di sebuah sasana yang sudah usang di Jakarta Timur. Di sini, ia menyempurnakan gerakan salto, putaran, dan rutinitasnya di atas alat yang sudah tua, mempersiapkan penampilannya bersama pesenam idolanya, pesenam Amerika Serikat, Simone Biles.
Dengan semakin dekatnya waktu menuju Olimpiade, Rifda Irfanaluthfi mengaku merasa gugup, namun ia tetap berharap penampilannya dapat menginspirasi para atlet muda Indonesia lainnya.
"Ini bukan untuk saya sendiri. Saya ingin memotivasi semua orang, terutama atlet-atlet muda, tidak hanya untuk senam artistik, tetapi juga di cabang olahraga lain yang belum pernah lolos ke Olimpiade," katanya. "Saya ingin mengatakan kepada mereka bahwa jika saya bisa melakukannya, maka Anda juga pasti bisa."
Artikel Tag: Rifda Irfanaluthfi
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/olahraga-lain/jalan-terjal-rifda-irfanaluthfi-pesenam-pertama-indonesia-di-olimpiade
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini