Berita Olimpiade 2016: CAS Tak Larang Atlet LGBT Ikut Bertanding

Ligaolahraga - Berita Olimpiade 2016: CAS (Court Arbitration For Sport) menyatakan tentang ttlet LGBT tak dilarang untuk ikut dalam ajang Olimpiade 2016. Lembaga tersebut menilai bahwa LGBT adalah kelainan hormon dan bukan menjadi soal karena gender ayng dimiliki atlet jelas.

Tapi hal ini memang disinyalir menjadi buah bibir karena kelebihan hormon testosteron atlet putri bisa saja memiliki tenaga berlebihan seperti pria pada umumnya, meski begitu, lembaga pengadilan yang khusus menangani permasalahan di dalam dunia olahraga atau CAS ini tak mempersoalkan hal itu dalam penyelenggaraan Olimpiade ini.

CAS menyatakan bahwa tidak ada bukti yang  cukup untuk  mendiskualifikasi atlet putri dari ajang Olimpiade. Alasan hormon bukanlah alasan yang kuat untuk melarang mereka ikut bertanding. Jadi hingga saat ini, IOC tidak boleh mencoret nama mereka dari daftar peserta Olimpaide.

Namun hal yang berbeda diungkapkan oleh IAAF. Lembaga tersebut menyatakan bahwa akan ada aturan yang mengatur tentang peserta LGBT. Namun untuk saat ini, Olimpiade Rio harus tetap bisa mengikutsertakan mereka karena belum ada aturan yang pasti untuk saat ini.

Selain itu, seorang ahli jiwa dari Portland juga angkat bicara menanggapi hal ini. “ Ini tentang hak asasi manusia yang tak boleh diganggu gugat. Termasuk dalam dunia olahraga,” ungkap Joanna Herper salah seorang atlet yang juga memiliki kelebihan hormon tersebut.

Lebih jauh lagi, Herper juga mengungkapkan bahwa keadaan hormon tersebut bisa jadi sesuatu yang membawa keuntungan. Atlit putri bisa mendapatkan kesempatan lebih untuk menjadi juara karena memang mereka punya sesuatu yang spesial di dalam tubuhnya.

Lalu bagaimanakah tanggapan dari para atlet putri yang memiliki kromosom XY ini? Seorang atlet senior dari Spayol pun ikut memberikan pendapat. Ia mengungkapkan bahwa ajang olahraga seharusnya bisa diikuti oleh seluruh manusia, termasuk para kaum LGBT.

Artikel Tag: CAS, atlet lgbt, IAAF, IOC, Olimpiade Rio, ragam olahraga 2017