Jorge Martin Senang Bisa Balas Dendam di Mandalika

Berita MotoGP: Pemimpin klasemen MotoGP, Jorge Martin mengatakan kecelakaan sebelumnya di Grand Prix Indonesia membuatnya hantu dalam pikiran dalam perjalanannya menuju kemenangan pada hari Minggu (29/9).

Pebalap Pramac itu mengalami kecelakaan saat memimpin balapan di GP Indonesia 2023. Sementara pada hari Sabtu tahun ini dia jatuh dari posisi pertama pada lap pembuka sprint.

Memimpin dari posisi pole pada hari Minggu untuk grand prix 27 lap, Martin "membalas dendam" di sirkuit Mandalika untuk meraih kemenangan balapan utama ketiganya musim ini. Berbicara setelah balapan, Jorge Martin mengatakan kenangan kecelakaan sebelumnya membebani pikirannya di tengah grand prix.

"Ya, saya balas dendam dari Mandalika," kata Martin, yang telah menambah keunggulan kejuaraannya lagi. "Setelah kecelakaan musim lalu, balapan hari ini sulit, dan juga setelah kecelakaan kemarin. Setelah 13 lap, saya memiliki beberapa hantu dalam pikiran saya di tikungan 11, dan kemudian setiap lap di tikungan 16."

“Saya berusaha sangat hati-hati. Angin kencang berembus dari samping pada bagian itu. Saya kesulitan berbelok, rasanya seperti mengendarai skuter. Saya tahu saya kalah banyak dari Acosta pada bagian itu, tetapi saya berpikir, ‘Baiklah, jika saya kalah di sini, saya akan menyalip di bagian lain’."

“Jadi, saya pikir saya sangat berhati-hati memahami situasi di awal balapan dan kemudian berusaha menyalip sedikit lebih keras di setiap putaran. Acosta luar biasa, dia menyalip. Bahkan pada putaran-putaran yang saya coba untuk mengejar, dia mampu bertahan di bawah satu detik. Jadi, yang pasti dia kuat dan saya senang saya tampil sangat baik.”

Martin mendapat tekanan dari Pedro Acosta dari Tech3 pada paruh pertama balapan, dengan keunggulannya turun menjadi kurang dari delapan persepuluh pada satu tahap. Pebalap Pramac itu akhirnya unggul 1,4 detik di garis finis, meskipun selisihnya membengkak menjadi lebih dari dua detik sebelum Martin mundur pada putaran terakhir.

Artikel Tag: MotoGP Indonesia, Jorge Martin, sirkuit mandalika