Francesco Bagnaia Anggap Motor Ducati Desmosedici GP Terlalu Perfek

Berita MotoGP: Francesco Bagnaia merasa motor Ducati Desmosedi GP yang nyaris sempurna justru merugikan pebalapnya karena jadi terlalu percaya diri ketika menungganginya.

Francesco Bagnaia diketahui gagal finis saat turun di MotoGP AS. Selepas balapan, ia mengeluarkan unek-uneknya terkait motor Ducati Desmosedici GP.

Segala yang berlebihan memang tak baik, itulah ungkapan yang dirasa tepat untuk menggambarkan bagaimana pandangan Bagnaia terhadap pabrikan Borgo Panigale. Ia merasa sang kuda besi yang dianggap motor terbaik di grid perlahan memperlihatkan kelemahannya.

Akibat terlalu sempurna, hal-hal kecil yang mungkin sering terlupakan justru menjadi pemicu masalah.

Bagnaia sendiri terjatuh saat melintasi tikungan 2 Circuit of The Americas (COTA) ketika perlombaan baru berlangsung delapan putaran. Jebolan VR46 Academy tersebut jatuh saat berada di P1.

Ironisnya sang rider tidak tahu apa yang membuatnya terjatuh. Dengan lantang dan yakin, kali ini penyebab dirinya crash bukan karena kesalahan seperti yang ia buat di MotoGP Argentina.

"Saya 100 persen yakin, itu bukan karena kesalahan saya,” katanya dikutip dari Crash.

Juara dunia MotoGP 2022 itu juga menuturkan bahwa sebelum jatuh, Bagnaia benar-benar berhati-hati dalam melewati setiap tikungan di COTA. Mengingat aspal di sana cukup bergelombang dan karakteristik sirkuit yang kidal cukup menguras fisik.

Namun entah apa yang terjadi di Tikungan 2, pemuda yang akrab dipanggil Pecco itu tergelincir.

"Saya membalap dengan cepat tapi tidak mengambil risiko atau melakukan sesuatu yang gila," tutur Bagnaia.

"Saya berbelok dengan sangat hati-hati karena saya tahu itu lebih licin dan saya bisa jatuh," tegasnya.

Karena merasa tak membuat kesalahan apapun, Francesco Bagnaia meyakini ada sesuatu yang salah dengan motor tunggangannya. Entah bagian mana Desmosedici GP23 mengalami kerusakan, tapi itu sudah menjadi firasat Bagnaia sebelumnya.

"Kami sudah kehilangan peluang 45 poin selama dua akhir pekan (dua seri balapan, red). Saya justru lebih suka menjadi lebih lambat 0,1 detik tetapi memahami semuanya dengan baik,” kata Bagnaia.

"(Dengan Ducati ini) saya merasa tak terkalahkan, bisa melakukan apa saja tanpa mengambil risiko gila, tapi kalau jadinya seperti ini (tidak bisa ketemu masalahnya) justru sangat menyulitkan."

"Saya mungkin lebih suka motor yang tidak stabil. Mungkin motor (Ducati) terlalu banyak filter karena sangat stabil, hingga penunggangnya seperti bisa melakukan apa saja dan merasa tak terkalahkan,” tutupnya.

Artikel Tag: Francesco Bagnaia, Ducati, motogp 2023, MotoGP Amerika Serikat