Andrea Iannone Kecewa Kariernya 'Dibunuh' dengan Hukuman Tak Masuk Akal

Berita MotoGP: Rider Aprilia, Andrea Iannone, mengaku kecewa dan sulit menerima kenyataan bahwa ia dijatuhi hukuman empat tahun larangan membalap akibat kasus dugaan penggunaan doping.

Andrea Iannone tersadung kasus ini usai sampel urinnya pada MotoGP Malaysia 2019 lalu dinyatakan positif mengandung zat terlarang. Ia pun dijatuhi sanksi larangan berlomba selama 18 bulan dari Federasi Motor Internasional (FIM).

Namun karena hasil tes rambut yang dinilai lebih akurat justru menunjukkan hasil negatif, Iannone pun berusaha mengajukan banding ke Pengadilan Abritrase Olahraga (CAS). Namun bukan mendapatkan pengurangan hukuman, tuntutan Badan Anti-doping Dunia (WADA) untuk menambah masa hukuman Iannone menjadi empat tahun justru yang dikabulkan.

Iannone kini dilarang membalap selama empat tahun terhitung sejak hukumannya Desember 2019. Alhasil, rider tim Aprilia itu baru bisa balapan pada Desember 2023. Tentu ini secara tidak langsung mematikan kariernya di dunia balap, sebab saat ia kembali nanti sudah berusia 34 tahun, tanpa pengalaman membalap kompetitif dalam waktu yang cukup lama.

Iannone pun mengaku tidak terima dengan hal ini, ia menilai vonis yang dijatuhukan sangat tidak adil.

"Hari ini saya menerima keputusan paling tidak adil. Mereka mencabik saya dari hal yang paling saya cintai," tutur Iannone dalam unggahannya di media sosial Instagram.

Kendati demikian, rider berusia 31 tahun itu menolak menyerah.

"Akan ada waktu dan tempat yang tepat untuk ini semua karena saya takkan menyerah begitu saja. Saya tahu saya menghadapi kekuatan besar, tetapi saya punya harapan."

"Saya berharap kejujuran dan kepastian hukum. Saat ini saya sangat menderita. Siapapun yang mencoba menghancurkan harapan saya akan paham betapa kuatnya saya. Saya percaya pada kekuatan orang yang tak bersalah, dan kesadaran penuh. Sebuah hukuman bisa mengubah kejadian, akan tetapi tidak akan mengubah karakter seseorang," tukasnya.

Artikel Tag: Andrea Iannone, aprilia