Presiden FIA Tegaskan Formula 1 Tak Akan Beralih ke Tenaga Elektrik

Berita F1: Setelah beberapa pihak menyarankan F1 untuk beralih menggunakan tenaga elektrik di masa mendatang, presiden FIA, Jean Todt, membantah hal tersebut dan menjelaskan bahwa F1 dan FE adalah dua balapan yang sangat berbeda.

Ada sejumlah pihak menyarankan Formula 1 beralih sepenuhnya ke tenaga elektrik di masa mendatang. Tapi presiden FIA, Jean Todt, menyebutnya sebagai hal yang "tak masuk akal".

Dengan meningkatnya popularitas Formula E, membuat sejumlah pihak menyatakan bahwa F1 seharusnya juga mempertimbangkan untuk beralih menggunakanan tenaga elektrik untuk mengikuti perkembangan teknologi mobil.

Namun ternyata F1 telah memegang hak eksklusif dengan FIA untuk menjadi satu-satunya ajang single-seater serba elektrik hingga akhir 2039.

Sang presiden FIA juga tidak menganggap hal ini sebagai masalah karena menurutnya F1 memang tidak direncanakan meniru konsep eletrik yang ada di FE.

"Benar kami punya kesepakatan eksklusif di single-seater dengan promotor FE untuk beberapa tahun lagi. Tapi kabar tentang Formula 1 akan beralih ke elektrik di masa depan adalah hal yang tidak masuk akal," ujar Todt.

"Itu tidak akan terjadi, karena memang tidak bisa. Di sini kita berbicara dua kategori balap yang benar-benar berbeda."

Todt kemudian menjelaskan lebih lanjut mengapa FE dan F1 harus dianggap sebagai dua kategori balap yang berbeda. Formula E tidak memiliki performa yang sebanding dengan F1, selain itu FE juga digelar di tengah kota untuk menarit minat para penontonnya.

Bahkan Todt mengungkapkan "benar-benar menyesatkan jika kita membandingkan FE dan F1,” karena F1 jauh lebih mapan, sementara FE adalah ajang balap yang baru berlangsung empat tahun silam dan masih perlu banyak pengembangan.

"Jadi itu menunjukkan bahwa motorsport bisa menjadi sebuah laboratorium, bukan hanya pertunjukkan. Tapi membandingkan dua kategori tersebut hanya akan membuang-buang waktu saja."

Artikel Tag: FIA, F1 2018, Formula e, Formula 1, Jean Todt