Fnatic Ikuti Jejak T1 Wakilkan Asia Tenggara di The International 10
Berita Esports: Fnatic berhasil menjadi wakil Asia Tenggara kedua di The International 10 (TI10), usai memastikannya berkat kemenangan atas TNC Predator 3-2 di grand final kualifikasi regional SEA (Asia Tenggara).
Detail Laga
Pada game pertama, Fnatic langsung diluluhlantakkan oleh TNC yang menabrak dengan Templar Assassin dan Ursa dalam game selama 36 menit, yang sangat singkat untuk durasi game kualifikasi SEA biasanya. Mereka juga hanya membukakan 8 dan kebanyakan mengarah ke support, dan bukan penghalang TNC merebut game pertama.
Memasuki game kedua, DJ dan kolega kembali dibombardir TNC Predator kali ini melalui Gabbi yang memainkan Phantom Assassin (PA) dengan build Aghanim's Scepter dan Shard. Memiliki kerusakan klik kanan yang mengerikan dari PA yang ditingkatkan oleh Tusk support dan Death Prophet untuk menembus build dan mengalahkan strategi push Luna Leshrac - Dragon Knight milik lawan.
Dalam situasi tertekan karena jika kalah di game ketiga maka mereka tak akan lolos ke TI10, Fnatic berusaha bangkit dengan duet core yang tidak terkalahkan di patch ini. Menduetkan Terrorblade dan Death Prophet membuat tim lawan hampir tidak mungkin membuat teamfight karena ultimate keduanya.
Sementara armada SunBhie mengamankan duo hero yang tepat untuk mereka dan mem-banned hero khas Gabbi, TNC Predator pun hanya mendapat Morphling. TNC harus memainkan Morph menjadi Lion Pick dari sang lawan di atas dominasi DP dan Panfolier offlane, yang sukses menghancurkan Gabbi dan anggota timnya.
Kemenangan pertama seri untuk Fnatic di game ketiga itu mengawali hancurnya TNC, yang di game keempat, kembali membuat Gabbi kesulitan. Dengan minimnya pilihan, untuk melawan Terrorblade, Gabbi yang memainkan Medusa justru membuat timnya harus mengorbankan semua jalur lain demi melindunginya, dan akhirnya kalah di game ini karena tidak memiliki lini depan berkualitas.
Dengan seri yang berlanjut ke game lima, TNC Predator tampak sudah kelelahan. Maklum, sebelum ke grand final ini, mereka menjalani hari yang panjang karena lebih dahulu memainkan kedua final lower bracket di mana salah satunya bertanding vs BOOM Esports selama tiga jam.
Kekalahan game keempat juga sepertinya sudah memengaruhi mental TNC, karena di game kelima ini mereka tidak mampu melawan pick carry Axe, pilihan pertama Raven dkk, sehingga harus rela kehilangan kesempatan berlaga di The International 10.
Dengan kemenangan ini, Fnatic pun menyusul T1 ke The International 10 sebagai perwakilan Asia Tenggara. Dilansir GosuGamers, T1 merupakan satu-satunya tim dari wilayah tersebut yang mengamankan spot di turnamen terbesar Dota 2 tersebut via poin Dota Pro Circuit.
Artikel Tag: Fnatic Dota 2, T1 Dota 2, The International 10, TNC Predator
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/esports/fnatic-ikuti-jejak-t1-wakilkan-asia-tenggara-di-the-international-10
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini