PSSI Kesusahan Dalam Membuktikan Diri

Ligaolahraga – PSSI terus berupaya untuk membuktikan diri sebagai federasi sepak bola yang bersih. Induk organisasi sepak bola Indonesia itu berusaha keras untuk memerangi praktik pengaturan skor yang terjadi dalam sepak bola nasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, praktik pengaturan skor di sepak bola Indonesia kembali menjadi perhatian pengamat dan pecinta sepak bola tanah air. Terlebih setelah muncul whistle blower yang juga mengaku sebagai pelaku pengaturan skor, seperti Bambang Suryo dan Gunawan.

Keduanya dengan berani muncul di hadapan publik untuk mengungkapkan adanya praktik tersebut dalam sepak bola Indonesia. Hingga akhirnya, keduanya dijatuhkan sanksi oleh Komisi Disiplin PSSI.

Kasus sepak bola gajah yang kembali terjadi pada laga Divisi Utama musim 2014 lalu, antara PSS Sleman kontra PSIS Semarang, juga semakin mencoreng citra sepak bola Indonesia yang jauh akan sebuah prestasi. Komdis PSSI pun telah menjatuhkan hukuman kepada pihak-pihak yang dinilai terlibat, dalam laga yang menghasilkan lima gol bunuh diri itu.

"Program untuk menjadikan kompetisi bersih dari praktik pengaturan skor itu sudah menjadi prioritas. Tetapi, PSSI tidak bisa membuktikannya karena kompetisi terhenti akibat adanya intervensi Pemerintah yang berujung sanksi FIFA," ujar Sekjen PSSI, Azwan Karim, dalam laman resmi PSSI.

Federasi sepak bola Indonesia tersebut kini tidak bisa menjalankan kompetisi setelah dibekukan Kemenpora, melalui Surat Keputusan bernomor 01307 tertanggal 17 April 2015. Adanya SK tersebut, membuat PSSI sulit mendapatkan rekomendasi dari pihak Kepolisian untuk mendapat izin keramaian dalam menggelar pertandingan.

Adanya kisruh antara PSSI dan Kemenpora tersebut, akhirnya membuat FIFA menjatuhkan sanksi suspensi pada 30 Mei 2015. Alasan federasi sepak bola dunia tersebut menghukum PSSI, lantaran adanya intervensi dari Pemerintah Indonesia terhadap anggota mereka dalam hal ini PSSI.

Artikel Tag: PSSI, Indonesia Super League