Persib Keluhkan Main 6 Kali dalam 22 Hari di Liga 1 dan ACL-2

Berita Liga 1 Indonesia: Jadwal padat akan dijajal Persib karena tampil di dua kompetisi. Bojan Hodak menyebut timnya sudah mengajukan perubahan jadwal untuk di Liga 1 tapi tidak mendapat tanggapan yang positif.

Setelah menghadapi PSM pada 11 September, ada lima laga lain yang menanti dengan jeda singkat. Maung Bandung berikutnya akan tampil melawan PSIS Semarang (15 September), Port FC (19 September), Persija (23 September), Madura United (28 September) dan juga Zhejiang (3 Oktober).

Harus memainkan enam laga dalam kurun waktu 22 hari saja, Bojan mengaku ini menyulitkan bagi pasukannya. Selain bermain di Liga 1 2024/2025, Persib menjadi wakil Indonesia di gelaran AFC Champions League Two 2024/2025.

"Saya sudah sampaikan sebelumnya, bahwa kami akan bermain enam pertandingan dalam 22 hari. Ini tidak normal. Kami sudah mengajukan liga untuk mengubah jadwal tapi mereka tidak mau (mengubahnya)," keluh Bojan Hodak di Stadion Batakan, Rabu (11/9).

"Mungkin mereka tidak mengerti dengan apa yang akan kami lakukan. Memang mereka mengikuti aturan FIFA bahwa tim bisa bermain setiap tiga hari, tapi itu bisa membuat kami mati," ujarnya.

Jeda antar laga menurutnya terlalu singkat dan tim juga harus bepergian di beberapa laga tandang. Ini tentu akan menyulitkan timnya. Bagi pemain juga ini sangat melelahkan dan meningkatkan potensi cedera.

"Memang bisa dilihat di Eropa, Manchester City punya jumlah laga yang sama, tapi mereka punya jet pribadi, mereka bisa tidur di pesawat, melakukan recovery di pesawat dan bahkan bisa memberikan mereka oksigen," jelasnya.

"Sedangkan kami pergi memakai penerbangan biasa, makan seadanya dan mereka ingin kami memainkan enam laga dalam 22 hari. Tentu saja ini mempengaruhi performa kami, risiko pemain cedera meningkat dan seseorang ingin kami bermain bagus di AFC," tutur Bojan Hodak.

Persib juga diharapkan oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir sanggup berbicara banyak di kompetisi Asia. Menurutnya untuk mewujudkan keinginan tersebut, tim butuh waktu yang lebih longgar supaya pelatih bisa selalu menurunkan amunisi terbaiknya.

"Pak Erick Thohir berbicara bahwa dia ingin tim Indonesia meraih hasil yang bagus di kompetisi AFC, fantastis, tapi kami butuh orang yang membantu kami. Jadi mungkin di AFC saya akan memasang tim pelapis, jika kalah, memang hanya itu yang bisa dilakukan," ujar pria asal Kroasia ini.

Menurutnya penjadwalan klub Eropa juga tidak bisa diadopsi mentah-mentah di kawasan Asia. Itu karena jarak antar negara di Asia begitu jauh dan menguras energi pemain. Seperti yang akan dilakukan Persib ketika bertamu ke markas Zhejiang FC.

"Satu hal, mereka tidak paham bahwa di Eropa, dari satu daerah ke daerah lainnya mungkin maksimal hanya memerlukan waktu penerbangan sekitar 3-4 jam. Tapi ini di Asia, untuk pergi ke China kami memerlukan waktu 10 jam," tutur pria 53 tahun ini.

Bojan sudah punya pengalaman melatih tim yang ikut berpartisipasi di kompetisi AFC. Dua musim lalu, dia berperan besar membawa Kuala Lumpur City melaju ke final AFC Cup 2022. Saat itu, operator liga Malaysia mengubah jadwal liga supaya Kuala Lumpur City bisa leluasa bertanding tanpa dihantui padatnya jadwal.

"2 tahun lalu, saya bersama Kuala Lumpur City, kami bermain di final AFC Cup, ketika semifinal melawan klub Uzbekistan, kami melakukan perjalanan 27 jam. Tapi saat itu, liga Malaysia membantu kami, mereka mengubah jadwalnya dan kami mendapatkan hasil yang fantastis," terang dia.

"Karena itu, Malaysia punya dua tim di AFC Champions League. Jika Indonesia ingin hal yang sama, mereka perlu membantu kami dan membantu Madura untuk bisa mendapat poin yang lebih baik," pungkasnya.

Artikel Tag: Persib, bojan hodak