Kemimpinan wasit Thoriq Alkatiri dipersoalkan

Penulis: Ali
Senin 11 Jan 2016, 12:15 WIB
Kemimpinan wasit Thoriq Alkatiri dipersoalkan

Thoriq Alkatiri memberi kartu merah ke pemain Myanmar saat melawan tim U-19

Ligaolahraga.com -

Pasca kekalahan Semen Padang dari Pusamania Borneo FC di Samarinda Minggu (10/1), kepemimpinan wasit Thoriq Alkatiri mulai dipersoalkan karena putusannya memberikan hadiah penalti kepada tim Pesut Etam di babak kedua dinilai memberikan pukulan telak dan merugikan tim Kabau Sirah.

Kepemimpinan wasit Tariq Alkatiri mendapat kritikan pedas dari kiper Semen Padang, Jandia Eka Saputra. Menurutnya, keputusan sang pengadil jadi biang keladi kekalahan timnya dari Pusamania Borneo FC (PBFC).

Bertanding di leg pertama babak semifinal Piala Jenderal Sudirman di Stadion Segiri, Samarinda, Minggu (10/1/2019), dua gol kemenangan Pusamania Borneo FC diborong Srdan Lopicik menit ke-80 dan injury time.

Di pertandingan itu, gol pertama tercipta dari titik putih setelah Tariq Alkatiri menilai kapten Semen Padang Hengky Ardiles melakukan pelanggaran pada Herman Dzumafo.

Padahal, menurut Jandia, Hengky tak melakukan pelanggaran apa-apa meski tangan Hengky berada di depan badang sang striker. Bukan hanya itu, Tariq Alkatiri memberikan kartu merah pada Vendry Mofu menit ke-83. Lagi-lagi keputuskan itu disesalkan Semen Padang, karena kaki dari Vendry Mofu dianggap tak mengenai kaki Ade Jantra.

Anehnya, wasit yang memiliki lisensi FIFA itu tak berbuat apa-apa saat pemain senior PBFC, Ponaryo Astaman melakukan pelanggaran. Padahal, Ponaryo melakukan tindakan serius, menahan bola dengan sengaja menggunakan tangannya saat Semen Padang dalam posisi menyerang.

"Seperti itukah kepemimpinan wasit yang memegang lisensi FIFA ? Yang pernah menjadi wasit terbaik di Liga Indonesia? Dia tidak lebih baik dari wasit tarkam yang ada di Sumatera Barat," kata Jandia Eka Saputra kepada Inilah.com usai pertandingan.

Jandia berharap kedepannya wasit yang memimpin pertandingan bekerja profesional dan konsisten dengan tugas-tugasnya. Pasalnya, jika wasit salah dalam mengambil keputusan dampaknya akan luas termasuk hilangnya kepercayaan pemain terhadap pengadil lapangan.

"Keringat kami sebagai pemain seolah tak terhargai. Kalah menang sudah menjadi hal biasa dalam sebuah pertandingan. Tapi, dengan catatan menjunjung tinggi sportivitas. Saya percaya, Allah SWT Maha Adil, akan membalas ketidakadilan," ujarnya seperti dilaporkan Inilah.com.

"Mudah-mudahan semua pengadil lapangan terutama di kancah sepak bola Indonesia mampu bersikap sportif dan tidak merugikan pihak manapun agar sepak bola Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya," pungkasnya.

Pernah dipuji Indra Sjafri

Pelatih Timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri pernah memuji kepemimpinan wasit Thariq Alkatiri yang memimpin laga melawan Myanmar U-19.

Pada laga tersebut, Alkatiri mengeluarkan dua kartu merah masing-masing untuk pemain Indonesia Ichsan Kurniawan dan pemain Myanmar, Nan Wai Lin. Meskipun begitu, Indra enggan menyalahkan Ichsan sebagai biang kekalahan Indonesia pada laga tersebut.

"Tapi, saya tidak ingin menyalahkan Ichsan sebagai penyebab kekalahan ini. Sebab, bukanlah kesalahan individu melainkan tim," terang Pelatih Timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri, seperti dikutip Bola.net.

Indra justru menilai jika Thoriq memilki kinerja yang bagus. Thoriq pun dianggap mampu menjalankannya dengan bersikap tegas kepada pemain Myanmar. Yakni, Nan Wai Lin yang melakukan pelanggaran keras kepada Ilham Udin pada menit ke-65.

"Kinerja wasit cukup bagus. Pemain Myanmar yang menendang pemain kami dari belakang di beri kartu merah," pungkasnya.

Seperti diketahui, bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Rabu (7/5/2014) malam, Evan Dimas dkk harus rela malu setelah kalah 1-2. Sempat unggul di babak pertama melalui sundulan Putu Gede, Garuda Jaya justru tumbang lewat dua gol Myanmar yang dicetak Aung Thu pada menit ke-88 dan penalti Nanda Kyaw pada injury time.


Kepemimpinan wasit Tariq Alkatiri mendapat kritikan pedas dari kiper Semen Padang, Jandia Eka Saputra. Menurutnya, keputusan sang pengadil jadi biang keladi kekalahan timnya dari Pusamania Borneo FC (PBFC).

Bertanding di leg pertama babak semifinal Piala Jenderal Sudirman di Stadion Segiri, Samarinda, Minggu (10/1/2019), dua gol kemenangan Pusamania Borneo FC diborong Srdan Lopicik menit ke-80 dan injury time. Di pertandingan itu, gol pertama tercipta dari titik putih setelah Tariq Alkatiri menilai kapten Semen Padang Hengky Ardiles melakukan pelanggaran pada Herman Dzumafo.

Padahal, menurut Jandia, Hengky tak melakukan pelanggaran apa-apa meski tangan Hengky berada di depan badang sang striker. Bukan hanya itu, Tariq Alkatiri memberikan kartu merah pada Vendry Mofu menit ke-83. Lagi-lagi keputuskan itu disesalkan Semen Padang, karena kaki dari Vendry Mofu dianggap tak mengenai kaki Ade Jantra.

Anehnya, wasit yang memiliki lisensi FIFA itu tak berbuat apa-apa saat pemain senior PBFC, Ponaryo Astaman melakukan pelanggaran. Padahal, Ponaryo melakukan tindakan serius, menahan bola dengan sengaja menggunakan tangannya saat Semen Padang dalam posisi menyerang.

"Seperti itukah kepemimpinan wasit yang memegang lisensi FIFA ? Yang pernah menjadi wasit terbaik di Liga Indonesia? Dia tidak lebih baik dari wasit tarkam yang ada di Sumatera Barat," kata Jandia Eka Saputra kepada INILAHCOM usai pertandingan.

Jandia berharap kedepannya wasit yang memimpin pertandingan bekerja profesional dan konsisten dengan tugas-tugasnya. Pasalnya, jika wasit salah dalam mengambil keputusan dampaknya akan luas termasuk hilangnya kepercayaan pemain terhadap pengadil lapangan.

"Keringat kami sebagai pemain seolah tak terhargai. Kalah menang sudah menjadi hal biasa dalam sebuah pertandingan. Tapi, dengan catatan menjunjung tinggi sportivitas. Saya percaya, Allah SWT Maha Adil, akan membalas ketidakadilan," ujarnya.

"Mudah-mudahan semua pengadil lapangan terutama di kancah sepak bola Indonesia mampu bersikap sportif dan tidak merugikan pihak manapun agar sepak bola Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya," pungkasnya.[

- See more at: http://bola.inilah.com/read/detail/2265898/semen-padang-merasa-dirugikan-wasit#sthash.jJLafMzv.dpuf

Kepemimpinan wasit Tariq Alkatiri mendapat kritikan pedas dari kiper Semen Padang, Jandia Eka Saputra. Menurutnya, keputusan sang pengadil jadi biang keladi kekalahan timnya dari Pusamania Borneo FC (PBFC).

Bertanding di leg pertama babak semifinal Piala Jenderal Sudirman di Stadion Segiri, Samarinda, Minggu (10/1/2019), dua gol kemenangan Pusamania Borneo FC diborong Srdan Lopicik menit ke-80 dan injury time. Di pertandingan itu, gol pertama tercipta dari titik putih setelah Tariq Alkatiri menilai kapten Semen Padang Hengky Ardiles melakukan pelanggaran pada Herman Dzumafo.

Padahal, menurut Jandia, Hengky tak melakukan pelanggaran apa-apa meski tangan Hengky berada di depan badang sang striker. Bukan hanya itu, Tariq Alkatiri memberikan kartu merah pada Vendry Mofu menit ke-83. Lagi-lagi keputuskan itu disesalkan Semen Padang, karena kaki dari Vendry Mofu dianggap tak mengenai kaki Ade Jantra.

Anehnya, wasit yang memiliki lisensi FIFA itu tak berbuat apa-apa saat pemain senior PBFC, Ponaryo Astaman melakukan pelanggaran. Padahal, Ponaryo melakukan tindakan serius, menahan bola dengan sengaja menggunakan tangannya saat Semen Padang dalam posisi menyerang.

"Seperti itukah kepemimpinan wasit yang memegang lisensi FIFA ? Yang pernah menjadi wasit terbaik di Liga Indonesia? Dia tidak lebih baik dari wasit tarkam yang ada di Sumatera Barat," kata Jandia Eka Saputra kepada INILAHCOM usai pertandingan.

Jandia berharap kedepannya wasit yang memimpin pertandingan bekerja profesional dan konsisten dengan tugas-tugasnya. Pasalnya, jika wasit salah dalam mengambil keputusan dampaknya akan luas termasuk hilangnya kepercayaan pemain terhadap pengadil lapangan.

"Keringat kami sebagai pemain seolah tak terhargai. Kalah menang sudah menjadi hal biasa dalam sebuah pertandingan. Tapi, dengan catatan menjunjung tinggi sportivitas. Saya percaya, Allah SWT Maha Adil, akan membalas ketidakadilan," ujarnya.

"Mudah-mudahan semua pengadil lapangan terutama di kancah sepak bola Indonesia mampu bersikap sportif dan tidak merugikan pihak manapun agar sepak bola Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya," pungkasnya.[

- See more at: http://bola.inilah.com/read/detail/2265898/semen-padang-merasa-dirugikan-wasit#sthash.jJLafMzv.dpuf

Kepemimpinan wasit Tariq Alkatiri mendapat kritikan pedas dari kiper Semen Padang, Jandia Eka Saputra. Menurutnya, keputusan sang pengadil jadi biang keladi kekalahan timnya dari Pusamania Borneo FC (PBFC).

Bertanding di leg pertama babak semifinal Piala Jenderal Sudirman di Stadion Segiri, Samarinda, Minggu (10/1/2019), dua gol kemenangan Pusamania Borneo FC diborong Srdan Lopicik menit ke-80 dan injury time. Di pertandingan itu, gol pertama tercipta dari titik putih setelah Tariq Alkatiri menilai kapten Semen Padang Hengky Ardiles melakukan pelanggaran pada Herman Dzumafo.

Padahal, menurut Jandia, Hengky tak melakukan pelanggaran apa-apa meski tangan Hengky berada di depan badang sang striker. Bukan hanya itu, Tariq Alkatiri memberikan kartu merah pada Vendry Mofu menit ke-83. Lagi-lagi keputuskan itu disesalkan Semen Padang, karena kaki dari Vendry Mofu dianggap tak mengenai kaki Ade Jantra.

Anehnya, wasit yang memiliki lisensi FIFA itu tak berbuat apa-apa saat pemain senior PBFC, Ponaryo Astaman melakukan pelanggaran. Padahal, Ponaryo melakukan tindakan serius, menahan bola dengan sengaja menggunakan tangannya saat Semen Padang dalam posisi menyerang.

"Seperti itukah kepemimpinan wasit yang memegang lisensi FIFA ? Yang pernah menjadi wasit terbaik di Liga Indonesia? Dia tidak lebih baik dari wasit tarkam yang ada di Sumatera Barat," kata Jandia Eka Saputra kepada INILAHCOM usai pertandingan.

Jandia berharap kedepannya wasit yang memimpin pertandingan bekerja profesional dan konsisten dengan tugas-tugasnya. Pasalnya, jika wasit salah dalam mengambil keputusan dampaknya akan luas termasuk hilangnya kepercayaan pemain terhadap pengadil lapangan.

"Keringat kami sebagai pemain seolah tak terhargai. Kalah menang sudah menjadi hal biasa dalam sebuah pertandingan. Tapi, dengan catatan menjunjung tinggi sportivitas. Saya percaya, Allah SWT Maha Adil, akan membalas ketidakadilan," ujarnya.

"Mudah-mudahan semua pengadil lapangan terutama di kancah sepak bola Indonesia mampu bersikap sportif dan tidak merugikan pihak manapun agar sepak bola Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya," pungkasnya.[

- See more at: http://bola.inilah.com/read/detail/2265898/semen-padang-merasa-dirugikan-wasit#sthash.jJLafMzv.dpuf

Kepemimpinan wasit Tariq Alkatiri mendapat kritikan pedas dari kiper Semen Padang, Jandia Eka Saputra. Menurutnya, keputusan sang pengadil jadi biang keladi kekalahan timnya dari Pusamania Borneo FC (PBFC).

Bertanding di leg pertama babak semifinal Piala Jenderal Sudirman di Stadion Segiri, Samarinda, Minggu (10/1/2019), dua gol kemenangan Pusamania Borneo FC diborong Srdan Lopicik menit ke-80 dan injury time. Di pertandingan itu, gol pertama tercipta dari titik putih setelah Tariq Alkatiri menilai kapten Semen Padang Hengky Ardiles melakukan pelanggaran pada Herman Dzumafo.

Padahal, menurut Jandia, Hengky tak melakukan pelanggaran apa-apa meski tangan Hengky berada di depan badang sang striker. Bukan hanya itu, Tariq Alkatiri memberikan kartu merah pada Vendry Mofu menit ke-83. Lagi-lagi keputuskan itu disesalkan Semen Padang, karena kaki dari Vendry Mofu dianggap tak mengenai kaki Ade Jantra.

Anehnya, wasit yang memiliki lisensi FIFA itu tak berbuat apa-apa saat pemain senior PBFC, Ponaryo Astaman melakukan pelanggaran. Padahal, Ponaryo melakukan tindakan serius, menahan bola dengan sengaja menggunakan tangannya saat Semen Padang dalam posisi menyerang.

"Seperti itukah kepemimpinan wasit yang memegang lisensi FIFA ? Yang pernah menjadi wasit terbaik di Liga Indonesia? Dia tidak lebih baik dari wasit tarkam yang ada di Sumatera Barat," kata Jandia Eka Saputra kepada INILAHCOM usai pertandingan.

Jandia berharap kedepannya wasit yang memimpin pertandingan bekerja profesional dan konsisten dengan tugas-tugasnya. Pasalnya, jika wasit salah dalam mengambil keputusan dampaknya akan luas termasuk hilangnya kepercayaan pemain terhadap pengadil lapangan.

"Keringat kami sebagai pemain seolah tak terhargai. Kalah menang sudah menjadi hal biasa dalam sebuah pertandingan. Tapi, dengan catatan menjunjung tinggi sportivitas. Saya percaya, Allah SWT Maha Adil, akan membalas ketidakadilan," ujarnya.

"Mudah-mudahan semua pengadil lapangan terutama di kancah sepak bola Indonesia mampu bersikap sportif dan tidak merugikan pihak manapun agar sepak bola Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya," pungkasnya.[

- See more at: http://bola.inilah.com/read/detail/2265898/semen-padang-merasa-dirugikan-wasit#sthash.jJLafMzv.dpuf

Artikel Tag: Thoriq Alkatiri, Piala Jenderal Sudirman, Semen Padang, Kabau Sirah, pesut etam

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/bola/kemimpinan-wasit-thoriq-alkatiri-dipersoalkan
3457  
Komentar

Terima kasih. Komentar Anda sudah disimpan dan menunggu moderasi.

Nama
Email
Komentar
160 karakter tersisa

Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar disini