Harry Kane Bangga dengan Kariernya di Bayern, Targetkan Ballon d'Or

Berita Liga Jerman: Harry Kane percaya bahwa kiprahnya bersama Bayern Munich telah memberinya aura yang lebih kuat serta rasa hormat yang layak ia dapatkan. Kapten Timnas Inggris itu juga optimis bisa masuk dalam perbincangan Ballon d'Or jika berhasil meraih satu atau dua trofi tim di akhir musim ini.

Ironisnya, pernyataan ini disampaikan Harry Kane di Tottenham Hotspur Training Centre, tempat yang pernah menjadi rumahnya sebelum pindah ke Bundesliga. Namun, menurutnya, langkah ke Jerman telah membawa permainannya ke level yang lebih tinggi.

Kane menegaskan bahwa ada ekspektasi besar yang ia ciptakan sendiri, yang pada akhirnya membuatnya terus berkembang. "Saya merasa telah berkembang, meningkat, dan mungkin ‘aura’ saya sebagai pemain kini lebih dihormati dibanding sebelumnya, karena saya bermain di laga-laga besar dan malam-malam penting," ujar Kane.

Saat ini, Bayern Munich unggul enam poin di Bundesliga dengan delapan laga tersisa, serta masih bersaing di Liga Champions dengan menghadapi Inter Milan di perempat final. Sejauh musim ini, Kane sudah mencetak 32 gol di level klub, menyusul koleksi 44 gol pada musim sebelumnya. Jika ia mampu membawa Bayern Munich juara Liga Champions, maka peluangnya untuk meraih Ballon d’Or akan semakin terbuka.

Pemain berusia 31 tahun ini merasa bahwa kini ia lebih dihargai secara global. Ia juga mengingat bahwa pada saat membela Tottenham, pencapaian terbaiknya di Ballon d'Or hanya berada di peringkat 10—sesuatu yang menurutnya sudah maksimal dalam kondisi tersebut.

"Sekarang, peluang itu ada. Saya pikir itulah yang saya maksud ketika berbicara tentang lebih dihormati di panggung yang lebih besar." Bagi Kane, untuk memenangkan Ballon d’Or, seorang pemain harus meraih cukup banyak trofi tim dan mencetak 40 gol atau lebih dalam semusim—sesuatu yang menurutnya masih mungkin dicapai musim ini.

Meski Kane merasa kini lebih dihargai, ia juga menyadari bahwa sebagian orang mungkin menganggap remeh jumlah gol yang ia cetak. "Ini seperti saat [Cristiano] Ronaldo dan [Lionel] Messi mencetak angka yang luar biasa. Jika mereka mencetak 40 gol di satu musim setelah sebelumnya mencetak 50, orang-orang menganggap mereka mengalami musim yang buruk."

Menurutnya, hal yang sama juga terjadi di Timnas Inggris. Dengan 69 gol untuk negaranya, Kane merasa bahwa mencetak gol melawan tim seperti Albania atau Latvia dianggap biasa saja oleh banyak orang. "Kadang saya berpikir, jika saya berusia 25 tahun sekarang dan melakukan apa yang saya lakukan, mungkin euforia terhadap saya akan berbeda."

Ia juga menyebut bahwa pemain yang telah memasuki usia 30-an sering kali dianggap biasa saja, meskipun mereka tetap tampil konsisten. "Saya melihat ini terjadi pada beberapa pemain lain ketika mereka menginjak usia 30-an. Mungkin orang-orang mulai bosan dengan apa yang Anda lakukan, tetapi saya sendiri sama sekali tidak bosan."

Saat mengenang musimnya di bawah arahan Thomas Tuchel, Kane menyadari bahwa sang pelatih memiliki peran spesifik untuknya. "Yang pertama dan utama, dia melihat saya sebagai pencetak gol, sebagai nomor sembilan. Dia ingin saya menjadi orang yang berada di dalam kotak penalti, mendapatkan peluang terbanyak dalam tim."

Thomas Tuchel lebih memilih Harry Kane sebagai striker murni, bukan sebagai playmaker yang lebih sering turun ke lini tengah. "Dia ingin sebanyak mungkin bola masuk ke kotak penalti, dan saya memiliki peran besar dalam hal itu… semoga saja, dengan mencetak banyak gol."

Artikel Tag: Harry Kane, Bayern Munich, Ballon d'Or