Graham Potter Kenang Masa Sulit di Chelsea, Sebut Jadi Korban
Berita Liga Inggris: Mantan pelatih Chelsea, Graham Potter, mengenang masa-masa sulitnya di Stamford Bridge, menggambarkan dirinya sebagai "korban perubahan besar" yang dilakukan oleh pemilik baru klub.
Graham Potter, yang bergabung dari Brighton pada September 2022, hanya bertahan selama tujuh bulan sebagai pelatih Chelsea. Dalam periode tersebut, ia mencatatkan 12 kemenangan, delapan hasil imbang, dan 11 kekalahan. Ketika ia dipecat pada April 2023, The Blues berada di peringkat 11 klasemen Premier League, jauh dari harapan.
Meski mengalami masa sulit, Potter yang kini berusia 49 tahun, tidak menyimpan dendam. Dalam wawancaranya di High Performance Podcast, ia mengungkapkan bahwa pengalamannya di Chelsea adalah pelajaran berharga. Potter juga berbagi pandangannya tentang ekspektasi pemilik baru terhadap dirinya.
"Saya pikir jika Anda melihat Chelsea sekarang, mereka berada dalam situasi yang lebih baik. Mereka memiliki skuat muda yang sangat menarik," kata Potter. "Namun, ketika Anda masuk dan melakukan perubahan besar dengan cepat, terkadang akan ada 'korban perubahan'. Dan saya merasa saya adalah bagian dari itu."
Potter juga merenungkan apa yang bisa ia lakukan lebih baik selama waktunya di London barat. "Saya harus melihat diri saya sendiri dan berpikir, apa yang bisa saya lakukan lebih baik? Bagaimana saya bisa melihat situasi dengan lebih jelas atau bertindak berbeda?" tambahnya.
Setelah Todd Boehly dan Clearlake Capital mengambil alih Chelsea pada Mei 2022 dengan nilai 4,25 miliar poundsterling, klub memasuki era baru. Graham Potter mengatakan, meski telah dipecat, hubungannya dengan manajemen The Blues tetap baik.
"Saya rasa hubungan saya dengan mereka masih cukup baik. Mereka adalah orang-orang cerdas dan ambisius yang menginginkan yang terbaik untuk Chelsea," ungkapnya. "Mereka tidak bermaksud merusak karier saya, ini hanya bagian dari sepak bola."
Potter juga mencatat bahwa Boehly dan manajemen ingin membangun budaya baru di Chelsea, termasuk memanfaatkan pemain muda dari akademi untuk melengkapi skuat utama. Namun, Potter merasa kurang terlibat dalam proses rekrutmen, yang menurutnya memengaruhi performa tim di lapangan.
Setelah pemecatan Potter, Bruno Saltor mengambil alih sebagai pelatih sementara sebelum Mauricio Pochettino ditunjuk pada Juli 2023. Pochettino membawa The Blues finis di peringkat keenam Premier League sebelum Enzo Maresca menggantikannya musim panas ini.
Di bawah Maresca, Chelsea menunjukkan peningkatan signifikan. Dengan tambahan 11 pemain baru pada bursa transfer musim panas, The Blues kini nyaman di peringkat ketiga klasemen setelah mencatatkan tujuh kemenangan, empat hasil imbang, dan dua kekalahan dari 13 pertandingan. Kemenangan 3-0 atas Aston Villa akhir pekan lalu menjadi salah satu bukti kebangkitan mereka musim ini.
Sementara itu, Potter belum kembali ke dunia manajerial sejak meninggalkan Stamford Bridge. Ia sempat dikaitkan dengan klub-klub seperti West Ham, Leicester City, dan bahkan Ajax, tetapi belum ada keputusan yang diambil. Potter mengakui, "Jika pemilik klub merasa pelatih adalah masalahnya, maka mereka berhak membuat keputusan. Saya menerima itu sebagai bagian dari pekerjaan."
Artikel Tag: Graham Potter, Chelsea
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/bola/graham-potter-kenang-masa-sulit-di-chelsea-sebut-jadi-korban
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini