Denilson Ungkap Penderitaannya Selama di Arsenal

Berita Liga Inggris: Mantan gelandang Arsenal, Denilson, mengakui bahwa dia 'sangat menderita' selama tujuh tahun berada di klub. Bahkan, Arsene Wenger sekalipun tidak bisa menyelamatkan kariernya.

The Gunners mendatangkan Denilson dari Sao Paolo saat ia masih berusia 18 tahun pada 2006, dan pada saat itu ia dianggap sebagai salah satu talenta paling berbakat di sepak bola Amerika Selatan.

Musim terbaik Denilson dalam seragam Arsenal dibuat pada 2008-09, saat ia mencatatkan 37 penampilan di Premier League dengan menorehkan tiga gol dan tujuh assist. Namun, Denilson sudah memainkan pertandingan terakhirnya untuk klub London utara pada 2011. Ia dipinjamkan ke Sao Paulo selama dua musim dan pindah permanen ke klub Brasil tersebut dengan status bebas transfer pada 2013.

"Saya sangat menderita, jujur," ujar Denilson kepada The Athletic. "Pada tahun pertama, semuanya adalah hal baru bagi saya. Tetapi dari tahun kedua atau ketiga, saya merasa jauh lebih sulit. Rutinitas mulai lebih memengaruhi saya.

"Saya tinggal di Santa Albans, di sebuah perumahan dengan lima rumah, dan saya tidak mengenal satu pun dari tetangga saya. Terkadang saya menerbangkan teman untuk tinggal bersama saya, tetapi itu hal yang berbeda. Saya merasa lemah, dan saya tidak bisa fokus 100 persen pada pekerjaan saya.

"Saya ingin orang-orang di sekitar saya, orang-orang terkasih: ayah saya, kakak, dan adik saya. Performa saya sangat buruk, dan itu permasalahan yang menyangkut ke sisi psikologis. Ada beberapa momen bagus selama lima tahun itu, tetapi saya tidak dapat menghasilkan apa yang saya mampu."

Denilson, yang tidak memiliki klub sejak terakhir kali bermain untuk Botafogo pada 2019, mengatakan Wenger telah mencoba segala cara untuk membangkitkan kembali kariernya. Namun, masalah psikologis yang dialaminya membuat hal tersebut menjadi mustahil.

"Cucu-cucu saya akan tahu persis siapa Arsene Wenger," kata pemain berusia 32 tahun itu. "Saya mengatakan itu karena dia benar-benar membantu saya secara pribadi. Kami banyak mengasah taktik dan teknik saya, yang benar-benar mengalami kemajuan, terutama dalam hal umpan. Tapi dia juga membuat perbedaan di luar lapangan.

"Dia tahu kalau saya sendirian di London. Saya pergi ke Inggris dengan agen saya pada saat itu, tetapi saya lebih banyak sendiri. Wenger akan meminta saya ke datang kantornya untuk mengobrol sesekali, untuk menanyakan kabar saya. Dia benar-benar peduli pada saya sebagai pribadi, itu sangat berkesan bagi saya.

"Jadi bagi saya, dia bukan hanya pelatih yang hebat. Dia adalah orang terbaik yang pernah bekerja dengan saya, bukan karena dia memiliki nama besar atau karena dia menghabiskan bertahun-tahun di Arsenal, tetapi karena cara dia memperlakukan saya."

Artikel Tag: Denilson, Arsene Wenger, Arsenal