Berita Piala Eropa: Yang terbaik dan terburuk dari Piala Eropa 2016
Ligaolahraga - Berita Piala Eropa: Setelah dinobatkannya Portugal menjadi juara Piala Eropa 2016 dengan kemenangan tipis 1-0 atas Prancis maka berakhirlah gelaran turnamen bergengsi di benua biru ini dan setelah sebulan berjalan, apa sajakah yang menjadi momen-momen terbaik dan terburuk?
Setelah gol semata wayang dari striker Portugal, Eder, mengakhiri mimpi Prancis, kini kami akan menegok kembali setiap hal-hal yang terbilang baik dan buruk dalam gelaran Piala Eropa 2016.
Dari momen sejak Prancis mengawali turnamen dengan menang dari Rumania di tanggal 10 Juni silam, hingga kekalahan mengejutkan mereka di final sebulan kemudian. Inilah daftar hal-hal yang diurutkan dari 0 hingga 10, mulai dari terburuk hingga yang terbaik.
0/10 - Fans Rusia
Tak hanya tim nasionalnya saja yang kesulitan untuk tampil impresif di lapangan, namun para fans dari Rusia pun menjadi hal yang terburuk dalam gelaran Piala Eropa kali ini yang menyebabkan turnamen ini terkesan mengabaikan sportivitas.
1/10 - Tendangan penalti para pemain Italia
Siapa sangka Italia mampu tampil perkasa mulai dari pertandingan perdana mereka di babak penyisihan grup hingga menyingkirkan Spanyol di babak 16 besar. Meski begitu, mereka tersingkir melalui adu penalti di babak perempat final dari Jerman dengan beberapa pemain seperti Simone Zaza dan Graziano Pelle menjadi pelawak.
This is the best edit of that Zaza penalty so far 😂 😂pic.twitter.com/zKqSI097ww
— Dream Team (@dreamteamfc) July 5, 2016
2/10 - Michael O'Neill, pelatih Irlandia Utara
Sedari awal turnamen para fans Irlandia Utara selalu menyanyikan lagu 'Will Grigg is on fire' dengan para fans dari negara lain pun menyukai cara mereka bersenang-senang. Namun begitu, O'Neill tak pernah semenit pun memberikan waktu bermain kepada Will Grigg yang tentunya membuat kecewa para penggemar sepakbola.
3/10 - Tim-tim raksasa yang berjatuhan
Yang pertama adalah Belgia, tim yang berperingkat tertinggi di FIFA dan memiliki banyak pemain bertalenta besar dalam skuad, namun kalah taktik oleh Antonio Conte di babak penyisihan grup dan Chris Coleman dengan timnas Wales-nya di babak perempat final. Tim raksasa lain yang tampil tak sesuai ekspektasi adalah Inggris dan Spanyol, yang nyatanya hanya mampu melangkah hingga babak 16 besar.
4/10 - Paul Pogba
Ia datang ke turnamen ini dengan ekspektasi tinggi dari publik sepakbola Eropa untuk menjadi aktor utama di setiap laga, namun begitu, lantaran bermain di luar posisi terbaiknya ketika bermain di Juventus. Ia kemudian kesulitan untuk berkontribusi untuk timnas Prancis.
5/10 - Jerman berubah menjadi Tim Voli
Dipelopori oleh Jerome Boateng dan Bastian Schweinsteiger, Die Manschafft memberikan hadiah penalti secara cuma-cuma kepada Italia dan Prancis yang kemudian menyebabkan mereka tersingkir di babak semifinal.
6/10 - Potongan rambut Ivan Perisic
Oke, yang ini lihat saja sendiri ya.
7/10 - Volcano Clap
Volcano Clap pertama kali di pelopori oleh fans klub asal Skotlandia, Motherwell, namun kini Islandia (di perempat final) dan Prancis (di semifinal) mencoba untuk mengikuti gaya mereka yang cukup membuat bulu kuduk merinding melihat hasrat dari mereka.
8/10 - Tim-tim yang diremehkan malah bersinar
Bahkan tim sebesar Italia pun dari awal tak pernah diunggulkan untuk sekedar lolos dari babak penyisihan grup lantaran memiliki skuad yang dinilai buruk, namun pada akhirnya menjadi juara grup dan mengalahkan Spanyol. Di tempat lain, tim-tim debutan seperti Islandia dan Wales mampu melangkah jauh dengan tim asuhan Chris Coleman melangkah hingga ke semifinal.
9/10 - Trio BBC, kebangkitan Cristiano Ronaldo dan gol salto Xherdan Shaqiri
Memiliki modal bagus dengan bermain di satu tim, yakni Juventus, lini pertahanan Italia mendapatkan keuntungan dengan adanya trio BBC yang digalang oleh Andrea Barzagli, Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini. Selain mereka, yang pantas diberikan nilai 9 adalah kebangkitan seorang Cristiano Ronaldo yang memulai turnamen dengan kesulitan namun berakhir menjadi protagonis di akhir turnamen. Serta tentu saja, tendangan salto Xherdan Shaqiri ke gawang Polandia di babak 16 besar.
10/10 - Portugal
Mengklaim trofi bergengsi untuk pertama kalinya dengan hanya meraih satu kemenangan di waktu normal dalam tujuh laga yang mereka lakoni adalah sesuatu yang tak pernah diprediksi oleh siapapun.
Artikel Tag: Piala Eropa 2016, Portugal, Prancis, Will Grigg, Simone Zaza, Wales, Jerman, Italia, Spanyol, Belgia, Inggris, Islandia
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/bola/berita-piala-eropa-yang-terbaik-dan-terburuk-dari-piala-eropa-2016
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini