Berita Liga Champions: Metamorfosis Satu Dekade Juventus, dari Seri B hingga Final Liga Champion

Penulis: Zia Fitra
Minggu 14 Mei 2017, 20:00 WIB
Berita Liga Champions: Metamorfosis Satu Dekade Juventus, dari Seri B hingga Final Liga Champion

Juventus FC menuju Final Liga Champion Eropa (thesun.co.uk)

Ligaolahraga.com -

Ligaolahraga - Berita Liga Champions: Juventus berhasil mencapai final Liga Champion Eropa 2016/2017 menantang juara bertahan Real Madrid pada (3/6) mendatang. Tak semudah membalik telapak tangan, perjuangan Juventus mencapai puncak tertinggi Eropa penuh drama dari satu dekade silam. Mulai dari jatuh di Seri B di 2006/2007 hingga stadion baru menjadi titik balik perubahan Juventus ke level baru. Kali ini, di musim 2016-2017 Juventus berpotensi menghapus dahaga gelar juara Eropa sejak 1996.

Masih terekam dalam sejarah sepakbola, satu dekade silam tepat 14 Juli 2006 Si Nyonya Tua harus pasrah menjalani periode 2006/2007 di Serie B Italia. Kenyataan pahit disebabkan petinggi Juventus saat itu Luciano Moggi dan Antonio Giraudo, terbukti terlibat skandal pengaturan skor. Akibatnya, dua gelar Seri A tahun 2005 dan 2006 milik Le Zebre dicopot FIGC (Asosiasi Sepakbola Italia). 

Satu dekade berlalu, Juve perlahan kembali bangkit. Le Zebre berhasil mencicipi dua kali final Liga Champion dalam tiga tahun dengan 23 laga tak terkalahkan. Enam kali juara Seri A secara beruntun menjadi tanda dominasi Juve di negeri Pizza. 

Puja puji muncul dari berbagai kalangan untuk Juventus. Salah satunya dari mantan striker Manchester United Dimitar Berbatov yang menggambarkan penampilan Juventus di Liga Champion saat ini. 

"Masterclass," ucap Berbatov kepada BT Sport dalam BBC Sport. 

"Menyerang dan bertahan ada dimana-mana," lanjutnya. 

Setelah satu dekade berselang, Juventus bermetamorfosis menjadi klub baru. Kedispilinan, intergritas, kepercayaan, dukungan menjadi poin penting kebangkitan Juventus. 

 Berikut kisah titik balik perjalanan Juventus selama satu dekade : 

Seri B, eksodus dan militansi pemain. 

Selang lima hari menjuarai Piala Dunia pada 2006, punggawa Italia dari Juventus menghadapi kenyataan getir. Gianluigi Buffon dkk harus menjalani musim 2006-2007 bersama Lazio dan Fiorentina terdegradasi ke Seri B.

Fabio Capello yang sebelumnya meduduki kursi kepelatihan memilih pindah ke ibu kota Spanyol. Akhirnya, Didier Deschamps didapuk menjadi manajer Juve baru. Hal pertama yang dilakukan, Deschamps membujuk sejumlah pemain besar untuk menetap di Juventus namun kenyataan eksodus sejumlah pemain tak bisa dihindari. 

Sejumlah pemain kunci, sebut saja Fabio Cannavaro, Emerson, Lilian Thuram, Gianluca Zambrotta, Zlatan Ibrahimovic and Patrick Vieira memilih pindah ke rumah baru menuju Real Madrid, Barcelona hingga Inter Milan. 

Beruntung, tiga alumnus juara Piala Dunia memilih bertahan dan menjadi amunisi klub asal Turin ini untuk bangkit. Deschamps yang juga pernah menjuarai Liga Champion bersama Juventus di 1996 berhasil membawa kembali Juve promosi ke Seri A. Militansi pemain dan pelatih membawa Juventus berhasil menjadi juara Seri B 2006-2007 dengan selisih enam poin dan hanya empat kali kehilangan poin dari 42 laga. 

Kembali ke Eropa

Kembali ke Seri A, Dechamps pecah kongsi dengan Juventus. Claudio Ranieri ditunjuk sebagai pelatih baru Juventus. The Thinkerman berhasil membawa La Vecchia Signora kembali berlaga di Liga Champion dengan menempati klasemen ketiga di akhir musim.

Sayangnya, manajer asal Italia ini tidak bisa menjalani musim selanjutnya bersama Juventus di Eropa dan Liga Italia dengan mulus. Juventus didepak Chelsea di babak knock out Liga Champion dan dipaksa menyerah dalam perebutan gelar Seri A dengan selisih 10 poin dari pemuncak klasemen, Inter Milan.

Perombakan manajemen

Ranieri dipecat, kepelatihan berlanjut dari Ciro Ferrara, Alberto Zaccheroni hingga Luigi Delneri. Namun tiga nama terakhir tidak memberi dampak signifikan bagi Si Nyonya Tua. 

Melihat perkembangan klub menurun, perombakan signifikan dilakukan sang pemilik klub, Andrea Agnelli. Dia mengajak mantan Chief Executive Sampdoria, Giuseppe Marotta menjadi direktur Juventus. Marotta merubah cara bermain dan manajemen Juventus.

Perombakan pertama, Marotta memboyong Leonardo Bonucci dan Andrea Barzagli yang diproyeksikan di pertahanan Juventus. 2011, Antonio Conte ditunjuk menjadi pelatih Juventus dengan menerapkan tiga pemain belakang dan filosofi bermain possesion football. 

Hasilnya, perombakan mulai berbuah manis, Conte berhasil membawa Juventus menjuarai Liga Italia Seri A di akhir periode 2011-2012 yang diikuti tahun selanjutnya. 

Rumah baru, atmosfer baru

Kejutan masih berlanjut, yang juga menjadi simbol kebangkitan Juventus adalah rumah baru mereka di Juventus Stadium. Juventus Stadium sendiri dibangun di atas markas lama Juventus, Stadion Delle Alpi.

Dibangun pada masa musim pertama kepelatihan Conte, Juventus Stadium dibangun dengan kapasitas lebih kecil dari Delle Alpi yakni 41.254. Meski demikian,  pengurangan dilakukan untuk merubah atmosfer arena menjadi lebih dramatis. 

Tercatat jumlah penonton hampir selalu fullseat di laga kandang.  Catatan tertinggi jumlah penonton mencapai angka 40.045 pada tanggal 20 Maret 2012 saat Juventus menjamu AC Milan di Piala Italia. 

Hingga saat ini, Juventus Stadium terbilang angker bagi klub tamu. Dalam enam musim sejak diresmikan, Juve hanya kehilangan tiga pertandingan Serie A di sana.

Metamorfosis ke Final Champion 2017

Satu musim dekade berlangsung, musim 2016-2017 Juventus berhasil menapak di puncak Liga Champion. SI Nyonya Tua berhasil mendepak As Monaco FC dari puncak Eropa dengan agegrat cukup meyakinkan 4-1.

Juventus mencapai metamorfosis dalam perjalanan panjang. Max Alegri mengaku siap menuju Cardiff. Kekalah dari Barcelona dua tahun silam rupanya menjadi pelajaran Juventus untuk selalu berbenah ke level yang berbeda.   

"Apa yang kita butuhkan di Cardiff?" tanya Alegri. "Kita belajar sesuatu di Berlin.  Kita membutuhkan teknik, pertahanan yang kokoh dan sedikit bumbu keberuntungan untuk melawan tim besar," ucap Alegri di Independent. 

Komposisi pertahanan Juve yang tangguh dengan tiga pilar defender dan penjaga gawang berpengalaman. Tak heran jika Juventus mampu 9 kali cleansheet, 173 clearance29 block dan 3 kali kebobolan dalam 21 pertandingan.

Bukan hanya statistik dan kata, jika di 2007 silam Juventus berhasil juara Seri B sehingga kembali promosi di Seri A. Kali ini di 2017 mampukah menjadi juara Liga Champion? sehingga mampu menghapus dahaga titel jawara Eropa sejak 1996. Jawabannya ada di Cardiff, 3 Juni mendatang.

 

Artikel Tag: Juventus, Real Madrid, Liga Champion

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/bola/berita-liga-champions-metamorfosis-satu-dekade-juventus-dari-seri-b-hingga-final-liga-champion
7054  
Komentar

Terima kasih. Komentar Anda sudah disimpan dan menunggu moderasi.

Nama
Email
Komentar
160 karakter tersisa

Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar disini