Barcelona Berani Bermimpi di Eropa Berkat Racikan Hansi Flick

Berita Liga Champions: Pertemuan Eropa yang secara historis tidak menyenangkan. El Clasico. Dan derby yang intens. Apa persamaan antara tiga pertandingan penentu musim ini? Kemenangan yang luar biasa dan meyakinkan untuk Barcelona.

Sejak musim dimulai, tim Blaugrana yang disegarkan di bawah Hansi Flick ini telah tampil sebaik mungkin dan lupa untuk melepaskannya. Villarreal, Sevilla, dan Alaves, semuanya datang dan semuanya diberi pelajaran sepak bola yang didalangi oleh orang Jerman yang cerdik di ruang ganti Catalan.

Sementara lawan masih tercengang oleh pesta gol mengerikan yang menimpa mereka, penggemar Barca, ​​di sisi lain, berada di alam mimpi. 40 gol dalam 12 pertandingan La Liga. 99 offside terjadi dalam 15 pertandingan musim ini di semua kompetisi.

Sistem Hansi Flick atau 'Flicki-Flacka' seperti yang dikenal akhir-akhir ini sedang berjalan lancar dan bahkan bekerja dengan sangat baik melawan tim-tim terbaik. Nilai hiburan dari sepak bola Barca begitu tinggi dan hasilnya begitu memuaskan, sehingga tidak salah jika para penggemar bermimpi tentang musim yang gemilang dan penuh trofi bagi klub tersebut.

Keyakinan dan kepercayaan pada kinerja Flick sangat mutlak saat ini. Begitu besarnya, sehingga satu-satunya pertanyaan yang tersisa adalah berapa banyak gelar yang dapat diharapkan para penggemar dari tim ini menjelang akhir musim. Apa yang memicu keyakinan seperti itu? Apa yang membuat keyakinan ini tumbuh semakin dalam di setiap pertandingan?

"Tidak perlu merayakan. Sistem lini tinggi ini tidak akan berhasil melawan tim besar seperti Bayern Munich."

Atau begitulah kata mereka. Barcelona 4. Bayern Munich 1.

Berikutnya. "Mungkin berhasil melawan Harry Kane dan kawan-kawan, tetapi lini tinggi ini melawan Vinicius Jr. dan Kylian Mbappe akan menjadi impian Real Madrid di El Clasico."

Mereka berdebat lagi. Real Madrid 0. Barcelona 4. Di Santiago Bernabeu. Lihat, siapa pun lawannya, betapa pun besar taruhannya, Hansi tidak akan menghindar dari menggunakan sistemnya, jadi mengapa Barcelona harus melakukannya?

Artikel Tag: hansi flick, Barcelona, liga champions