Babak Sistem Gugur dan Adu Penalti, Duo Sejoli yang Sulit Dipisah

Berita Euro 2024: Ditakuti oleh sebagian orang, dicintai oleh sebagian lainnya, hadirnya babak sistem gugur di Euro 2024 membuat adu penalti menjadi fokus utama dan menawarkan kesempatan kepada para penjaga gawang untuk menjadi pahlawan, dengan sangat sedikit sisi negatif yang terlihat.

Para penjaga gawang dari 16 tim yang tersisa akan menghabiskan sebagian besar minggu ini untuk mempelajari video dan statistik sebagai persiapan untuk kemungkinan duel adu penalti yang berisiko tinggi.

"Saya fokus pada pertandingan dan kemudian memikirkan siapa penendang penalti dalam permainan reguler selama 90 menit - jika kami melakukan adu penalti, maka pelatih kiper kami memiliki semua informasi yang akan dia berikan kepada saya di waktu yang tepat," kata kiper Swiss, Yann Sommer kepada wartawan.

Sommer berbicara menjelang pertandingan babak sistem gugur (16 besar) timnya dengan Italia, yang telah terlibat dalam tujuh adu penalti di Euro.

Satu kebenaran yang sering dianut dalam komunitas penjaga gawang adalah bahwa seorang penjaga gawang tidak boleh kalah dalam adu penalti, mereka hanya bisa menang, dan pernyataan ini diamini oleh mantan penjaga gawang Swedia, Hedvig Lindahl.

"Saya sangat setuju, tidak seorang pun mengharapkan Anda untuk menyelamatkan penalti, dan ketika Anda berhasil menyelamatkannya, itu akan memberikan dorongan energi yang sangat besar bagi tim Anda," katanya kepada Reuters.

Lindahl, yang telah memperkuat Timnas Swedia sebanyak 189 kali, telah mengalami suka duka adu penalti, menyelamatkan dua tembakan untuk mengalahkan tuan rumah Brasil di semifinal Olimpiade 2016, tetapi kalah di final Olimpiade Tokyo melawan Kanada melalui adu penalti.

Artikel Tag: EURO 2024, Penalti, Yann Sommer