Arema tak kontrol emosi, pelatih siap dipecat
Ligaolahraga - Gagalnya Arema Cronus lolos ke final setelah dikalahkan Mitra Kukar di Malang (17/1) lebih disebabkan karena faktor emosi pemain yang tak bisa kontrol, padahal Arema tidak dirancang bermain dengan 10 pemain pasca kartu merah buat Toni Espinosa.
Pelatih Arema Cronus, Joko Susilo, mengatakan bahwa emosi menjadi faktor utama timnya tidak lolos ke final Piala Jenderal Sudirman.
Pada leg kedua semifinal Piala Jenderal Sudirman menghadapi Mitra Kukar, para penggawa Singo Edan terpancing emosi.
"Skenario sudah saya buat, alhamdulillah kami bisa cetak satu gol lebih dahulu, tapi yang saya sesalkan pemain jadi emosi," ujar Joko yang dilansir Wearemania, lapor Tribunnews.
Padahal saat itu Arema sedang dalam posisi unggul satu gol atas Mitra Kukar.
Bahkan laga tersebut sempat tertunda beberapa saat akibat kericuhan antar pemain.
"Saya sampai melupakan aturan dengan masuk ke dalam lapangan (ketika terjadi kericuhan), saya beri tahu pemain satu persatu agar tidak terpancing emosi, karena kami dalam posisi unggul."
Dirinya mengatakan bahwa strateginya tidak dirancang untuk bermain dengan 10 orang pemain ketika Toni Espinosa Mossi diganjar kartu merah oleh wasit.
"Skenario yang kita buat berakhir kacau karena kita tidak setting pemain main 10 lawan 10. Saya yang salah. Apalagi dalam menjaga emosi pemain. Saya tak bisa menenangkan mereka," kata pelatih yang akrab dipanggil Gethuk ini kepada Liputan6.com.
Ghetuk tidak mau mengomentari soal adu penalti karena itu adalah urusan mental. Tim pelatih mengaku sudah memberi porsi latihan tendangan penalti buat para pemainnya. Namun, tekanan mental lantaran ditonton puluhan ribu Aremania tampaknya tidak bisa ditahan beberapa pemain.
"Saya tak menyalahkan pemain dengan adu penalti. Kita sudah latihan soal penalti dan semua pemain bagus. Tapi, wajar kalau kita menghadapi tekanan mental dalam adu penalti. Semua kembali kepada individu pemain masing-masing," beber pelatih asal Cepu itu.
Sepeninggal almarhum Suharno, Arema sama sekali belum mengecap gelar juara dan hanya jadi spesialis semifinal. Gelar raja turnamen pun saat ini sudah pasti lepas dari tim pujaan Aremania tersebut.
"Kondisi tim setelah kalah ini memang menjadi tidak baik, tapi saya harus memikirkan kompetisi selanjutnya terlepas apa penilaian Manajemen kepada saya setelah kompetisi ini berakhir. Pada intinya saya siap dengan keputusan jika saya harus di pecat," pungkas Ghetuk.
Artikel Tag: arema cronus, singo edan, joko susilo, gethuk
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/bola/arema-tak-kontrol-emosi-pelatih-siap-dipecat
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini