Mario Wuysang Jelaskan Alasan Absen Lama dari Basket
Berita Basket IBL: Mario Wuysang memutuskan pensiun pada 2018. Kala itu, Mario gantung sepatu saat membela CLS Knights Indonesia.
Sejauh ini, Mario masih menikmati masa pensiunnya. Namun, beberapa kegiatan juga tidak lepas dari basket.
“Saya mengambil istirahat dari basket secara general. Itu karena saya sudah bermain terlalu lama. Namun, kini saya juga menjalani peran sebagi pelatih di Showcase Basketball di California. Kami melatih anak-anak mulai dari empat sampai 15 tahun,” ujar Mario
“Jadi, saya sebetulnya tidak terlalu jauh dari pertandingan. Kegiatan ini saya nikmati dan rasanya seperti melihat pertandingan dari sudut yang berbeda,” tambahnya.
Dalam sejarah perjalanan FIBA Asia Cup, ternyata ada satu nama pemain Indonesia yang punya catatan statistik luar biasa. Dia adalah Mario Wuysang. Pemain yang pernah menjadi Top Assist di FIBA Asia Cup 2011. Bahkan dia punya rata-rata tertinggi ketiga dalam enam edisi terakhir. Wuysang disebut-sebut sebagai salah satu point guard terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Menjadi langganan timnas, hingga rebutan klub-klub di liga profesional Indonesia. Prestasi tertingginya sebelum meninggalkan liga profesional adalah juara IBL 2016 bersama CLS Knights Surabaya. Namun kali ini kita akan fokus pada kiprahnya di timnas, khususnya FIBA Asia Cup. Menurut data yang disajikan FIBA, Wuysang tercatat tiga kali bermain di FIBA Asia Championship yakni di tahun 2005 (Doha), 2007 (Tokushima), dan 2011 (Wuhan).
Tapi penampilan terbaiknya ada di edisi tahun 2011. Dimana ia terpilih menjadi Top Assist dengan average 6,4 apg dalam 6 game. Ternyata dalam 6 edisi FIBA Asia Cup terakhir (2007 hingga 2017) Wuysang menempati peringkat ketiga untuk average assist. Posisi pertama ditempati oleh Mehdi Kamrani dari Iran dengan rata-rata 6,6 apg, kemudian di tempat kedua ada Hamed Haddadi dengan 6,5 apg. Pada FIBA Asia Cup 2011, Wuysang pernah mencetak 11 assist dalam satu game.
Itu terjadi saat Indonesia menang melawan Bahrain. Uniknya Wuysang sama sekali tidak mencetak poin, dia hanya fokus mengirimkan umpan-umpan matang kepada rekan-rekannya. Namun ketika melawan India di pertandingan terakhir, Wuysang tampil luar biasa dengan catatan 17 poin, 8 rebound, dan 7 assist. Meski dikenal sebagai pengatur serangan yang handal, Wuysang sebenarnya bisa berperan sebagai pencetak poin.
Seperti yang terjadi di FIBA Asia Championship 2007. Wuysang bisa mencetak rata-rata 14,6 ppg. Pada edisi 2007 ini, Wuysang muncul bak monster poin. Dia dua kali mencetak 20+ poin, dua kali mencetak 10+ poin, dan sekali mencetak 33 poin dengan field goals 8/11. Ini dilakukan saat Indonesia berlaga melawan Syria.
Sampai sekarang atau minimal dalam 6 edisi terakhir FIBA Asia Cup, hanya Mario Wuysang satu-satunya orang Indonesia yang bisa masuk catatan statistik individu terbaik. Semoga di FIBA Asia Cup 2022 Jakarta, bulan Juli nanti, ada yang bisa menyusul prestasi Wuysang
Artikel Tag: Mario Wuysang, IBL
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/basket/mario-wuysang-jelaskan-alasan-absen-lama-dari-basket
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini