Tan Boon Heong Kenang Momen Manis Medali Emas Asian Games Doha 2006
Berita Badminton : Memenangkan medali emas Asian Games 2006 di Doha merupakan momen tak terlupakan bagi mantan pebululutangkis Tan Boon Heong.
Tan Boon Heong baru berusia 19 tahun ketika ia berpasangan dengan Koo Kien Keat yang saat itu berusia 21 tahun di ganda putra untuk mengakhiri penantian 36 tahun Malaysia untuk meraih medali emas di Asian Games dengan cara yang menakjubkan setelah mengalahkan pasangan Indonesia Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto.
“Kami tidak pernah menyangka bisa meraih emas saat itu,” kata Boon Heong.
“Kami tahu lawan kami terlalu kuat. Kami hanya ingin memberikan yang terbaik di setiap pertandingan. “Baru sampai final, kami berjuang keras untuk merebut emas.”
“Kami tidak benar-benar berpikir untuk mengakhiri penantian selama 36 tahun. Kami sangat senang setelah kami menang,” tambahnya.
Label underdog telah memberikan manfaat yang baik bagi Boon Heong dan Kien Keat pada saat itu.
Duo ini sempat mengejutkan beberapa pasangan top dunia seperti Fu Haifeng-Cai Yun dari Tiongkok (perempat final) dan Markis Kido-Hendra Setiawan dari Indonesia (empat besar) dalam perjalanannya ke final.
Boon Heong memuji pelatih Rexy Mainaky sebagai tokoh kunci dalam kesuksesan pasangan ini.
“Sangat penting bagi kami untuk percaya pada pelatih kami karena dia selalu mendukung kami dan membuat kami lebih percaya diri,” kata Boon Heong.
“Kami juga tetap fokus dan terus berjuang hingga akhir.”
Tan Boon Heong / Koo Kien Keat adalah pemenang Asian Games terakhir, dan mereka nyaris mempertahankan gelar mereka di edisi Guangzhou 2010 namun harus puas dengan medali perak setelah kalah telak dari Markis dan Hendra dalam tiga game di final yang menegangkan.
Pada Asian Games kali ini di Hangzhou, taruhan terbaik Malaysia untuk mengakhiri penantian 17 tahun akan kembali terjadi pada ganda putra melalui pemain Rexy Aaron Chia/Soh Wooi Yik dan pemain independen Ong Yew Sin/Teo Ee Yi.
Kien Keat yakin tidak ada favorit yang jelas.
“Semua orang punya peluang karena saat ini tidak ada pasangan yang dominan,” kata Kien Keat.
“Saya berharap pasangan kita dapat meningkatkan tingkat kepercayaan diri dan semangat juang mereka. Aaron-Wooi Yik dan Yew Sin-Ee Yi perlu lebih percaya dan berdiskusi satu sama lain serta mengatasi kesalahan saat berada di lapangan.”
Peringkat 5 dunia Aaron/Wooi Yik akan melakukan debutnya di Asian Games, sedangkan peringkat 9 dunia Yew Sin/Ee Yi akan bertanding untuk kedua kalinya setelah kalah di perempat final edisi Jakarta 2018.
Penantang mereka adalah tuan rumah Liang Weikeng/Wang Chang (No. 2), Liu Yuchen-Ou Xuanyi (No. 8); juara dunia bertahan Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae dari Korea Selatan (No. 4); Peraih medali perak Indonesia peringkat 1 dunia dan Jakarta Games 2018 Fajar Alfian-Rian Ardianto, Satwiksairaj Rankireddy-Chirag Shetty dari India (No. 3) dan juara dunia Jepang 2021 Takuro Hoki-Yugo Kobayashi (No. 6).
Juara bertahan Marcus Fernaldi-Kevin Sanjaya dari Indonesia tidak akan berlaga di Hangzhou.
Sebelum babak individu, pasangan akan bertanding di babak beregu yang akan dimulai besok di Gimnasium Binjiang.
Selain medali, poin peringkat menuju kualifikasi Olimpiade Paris 2024 juga akan ditawarkan di nomor individu yang akan digelar pada 2-7 Oktober.Artikel Tag: Tan Boon Heong, Koo Kien Keat, Asian Games 2023
Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/badminton/tan-boon-heong-kenang-momen-manis-medali-emas-asian-games-doha-2006
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar disini