Rionny Ungkap Daya Juang Pemain Indonesia Berkurang, Perlu Evaluasi Semua

Berita Badminton : Satu gelar juara dan dua runner-up menjadi pencapaian maksimal dari para pemain Indonesia di Tour Asia yang berakhir di bangkok, Thailand pada pekan lalu .

Turun dengan kekuatan penuh dan sebagian besar berada dalam posisi unggulan , para pemain Pelatnas gagal meraih performa terbaik di turnamen beruntun yang terdiri dari Yonex Thailand Open, Toyota Thailand Open dan diakhiri di BWF World Tour Finals 2020.

Di tiga turnamen itu, pasangan peringkat 8 dunia Greysia Polii/Apriyani Rahayu menjadi satu-satunya penyumbang gelar, sementara dua medali perak dipersembahkan oleh pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan juga pasangan ganda putra, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.

Menurut Kepala Bidang Pengembangan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky, para pemain tak mampu menunjukkan daya juang maksimal di setiap pertandingan. Selama sepuluh turnamen tak ada kompetisi seharusnya bukan alasan tak mampu tampil bagus, karena semua pemain dari negara lain juga merasakan hal yang sama.

"Kalau melihat dari permainan pertama di Yonex Thailand Open, ketika mereka harus masuk karantina dulu, kemudian baru latihan, sebetulnya memang tidak terlalu mengganggu. Tapi seperti tidak bebas dari sisi latihan, dan memang waktu untuk latihannya pun sedikit," Rionny menjelaskan kepada tim Humas dan Media PP PBSI.

"Tapi secara menyeluruh memang ada penurunan di daya juang, kecuali Greysia/Apriyani, dari sisi konsentrasinya mereka juga bisa konsisten, sampai akhirnya juara. Kalau yang lain masih terlihat goyah. Daya juang ada, tapi terlihat masih naik turun. Mau naik dan bangkit itu susah," jelas Rionny.

Tentunya evaluasi menyeluruh harus dilakukan induk organisasi bulu tangkis seluruh Indonesia itu untuk mengejar ketertinggalan dari negara lain karena turnamen terdekat akan berlangsung pada Maret di Tour Eropa.

Artikel Tag: Rionny Mainaky, Thailand Open, World Tour Finals, Indonesia