Lakshya Sen Tembus Peringkat Sepuluh Besar Dunia

Berita Badminton : Bintang bulu tangkis asal India, Lakshya Sen, akan masuk ke 10 besar dunia untuk pertama kalinya besok, berkat eksploitasinya baru-baru ini, termasuk finis runner-up yang brilian di All England pada hari Minggu.

Pemain berusia 20 tahun itu diproyeksikan naik dua anak tangga lagi ke peringkat 9 terbaik dalam karirnya ketika peringkat dunia diperbarui hari ini.

Lakshya Sen akan menjadi anggota terbaru kedua dari 10 besar dunia tahun ini, mengikuti jejak juara dunia Loh Kean Yew yang meraih prestasi tersebut bulan lalu.

Dan apa persamaan Lakhsya dan Kean Yew? Mereka berdua adalah peserta kamp pelatihan tahun lalu di Dubai yang diselenggarakan oleh pemain peringkat 1 dunia dan juara Olimpiade, Viktor Axelsen.

Dan Axelsen, sang mentor, membuktikan bahwa dirinya masih satu kelas di atas dengan menang 21-10 dan 21-15 atas Lakhsya Sen dalam waktu 53 menit untuk mahkota All England keduanya sejak 2020.

Pelatih Vimal Kumar menyebut latihan Axelsen sebagai "titik balik" bagi Lakhsya, yang ingin membuktikan dirinya setelah gagal masuk skuad Piala Thomas September lalu.

Tugas satu bulan di Dubai membuat banyak perbedaan bagi Lakhsya. Pada saat dia kembali ke World Tour pada pertengahan Oktober, dia mencapai setidaknya tiga semi final, termasuk World Tour Finals penutup musim di Bali.

Dia melanjutkan untuk menyelesaikan tahun dengan gaya, meraih perunggu di Kejuaraan Dunia di Huelva, Spanyol pada bulan Desember.

Lakshya Sen akan melanjutkan untuk membangun kemajuan yang solid dengan mencapai tiga final dalam banyak awal.

Sebelum All England, ia juga memenangkan Indian Open dan menjadi runner-up saat kalah dari Kunlavut Vitidsarn asal Thailand di German Open.

"Penghinaan Piala Thomas adalah titik balik ... perubahan telah terjadi dalam enam bulan terakhir sejak dia menghadiri kamp yang diselenggarakan oleh juara Olimpiade Viktor Axelsen di Dubai," kata Vimal kepada Times of India.

"Lakhsya terkesan dengan keterampilan organisasi Axelsen. Di Eropa, dia tanpa pelatih dan karenanya bergantung pada dirinya sendiri untuk menyelesaikan semua tugas, termasuk merencanakan pertandingan,” ungkapnya.

“Dia mendapat masukan dari saya, tetapi dalam banyak kesempatan, dia berpikir keras, mengubah taktik dengan cepat untuk mengalahkan lawan-lawannya. Kompetisi  Eropa menguatkan dia. Kami menyaksikannya di Kejuaraan Dunia ketika dia kalah di semifinal dari K. Srikanth. Tapi yang tidak kami sadari adalah semangatnya untuk meningkatkan kesempurnaan."

Vimal juga memuji mantan tunggal putri nomor satu dunia Saina Nehwal sebagai seseorang yang telah memainkan peran penting dalam membentuk permainan Lakhsya selama masa mudanya.

"Kedatangan Saina (di Bangalore setelah pergantian basis pelatihan pada 2014) sebenarnya membantu semua yang lebih muda," ungkap Vimal.

"Lakshya adalah satu-satunya yang biasa memukulinya dalam latihan. Hal-hal ini sangat memotivasinya."

Kemunculan Lakhsya seharusnya tidak terlalu mengejutkan, karena ia telah membuat gelombang di turnamen junior besar.

Pada tahun 2018, ia adalah juara junior Asia, peraih medali perak Youth Olympic Games dan peraih medali perunggu Kejuaraan Dunia Junior.

Lakshya Sen bahkan memenangkan gelar senior pertamanya pada usia 15 tahun ketika ia mengalahkan Lee Zii Jia yang saat itu berusia 18 tahun di India International Series pada November 2016.

Artikel Tag: Lakshya Sen, India, BWF