Kunlavut Vitidsarn Wujudkan Mimpi Kecilnya Menjadi Juara Dunia

Berita Badminton : Kunlavut Vitidsarn dari Thailand menumpahkan darah, keringat, dan akhirnya air mata saat ia menjadi juara dunia bulu tangkis setelah kemenangan tipis 19-21, 21-18 dan 21-7 atas Kodai Naraoka asal Jepang di Kopenhagen.

Pemain peringkat tiga dunia berusia 22 tahun, yang menjadi runner-up tahun lalu, adalah pemain Thailand pertama yang memenangkan gelar tunggal putra di Kejuaraan Dunia.

Kodai Naraoka, peringkat empat dunia, juga berusia 22 tahun, menempatkan Kunlavut Vitidsarn melalui pertandingan reli maraton yang menyiksa yang berlangsung selama 109 menit pada hari Minggu yang menjadi salah satu pertandingan tunggal putra terlama yang pernah ada.

Darah Kunlavut Vitidsarn harus dihapuskan dari lapangan beberapa kali saat ia melemparkan dirinya ke sana kemari untuk menjaga agar shuttlecock tetap hidup dalam serangkaian reli yang panjang.

“Saya sangat senang, ini adalah impian saya sejak saya masih kecil,” kata Kunlavut yang emosional.

“Ketika saya masih muda, saya berjanji kepada pelatih saya bahwa saya akan mendapatkan medali emas. Dia meninggal dunia dan saya mendedikasikan medali emas ini untuknya,” ungkapnya.

"Saya mempunyai tiga target ketika saya masih muda yakni Olimpiade, kejuaraan dunia, dan (kejuaraan All England). Sekarang saya telah mencapai salah satu dari target tersebut, jadi tinggal dua lagi."

Itu adalah final kejuaraan dunia tunggal putra terlama kedua, setelah pertandingan epik selama 124 menit antara Sun Jun dari Tiongkok dan Peter Rasmussen dari Denmark pada kejuaraan dunia perdana pada tahun 1977.

“Saya perlu bersiap untuk pertandingan panjang melawan Kodai,” tambah Kunlavut.

“Kami tahu permainan satu sama lain karena kami sudah bermain sejak masa junior. Anda harus sangat sabar menghadapinya dan itu sangat melelahkan, jadi saya tidak punya tenaga lagi untuk merayakannya,” juara dunia baru itu menambahkan.

Artikel Tag: Kunlavut Vitidsarn, Kodai Naraoka, BWF Kejuaraan Dunia 2023