Kisah Gao Ling, Peraih Dua Emas Olimpiade yang Terkurung 100 Hari di Kota Wuhan Karena Wabah Virus Corona

Penulis: Yusuf Efendi
Jumat 15 Mei 2020, 10:00 WIB
Kisah Gao Ling, Peraih Dua Emas Olimpiade yang Terkurung 100 Hari di Kota Wuhan Karena Wabah Virus Corona

Gao Ling/[Foto:SinaSports]

Ligaolahraga.com -

Berita Badminton: Gao Ling, sang peraih medali emas bulu tangkis Olimpiade Sydney dan Athena, yang merupakan warga asli Wuhan, bercakap-cakap dalam sebuah wawancara yang dilansir oleh Sports Sina mengenai kisahnya selama 100 hari terkurung karena wabah.

Menjelang Festival Musim Semi, Gao Ling akan kembali ke Beijing setelah menjalani masa isolasi atau lockdown selama 100 hari di Wuhan. Pada hari terakhirnya diisolasi, Gao Ling masih menunggu hasil tes asam nukleat.

Gao Ling mengetahui betul apa yang terjadi selama 100 hari menjalani masa lockdown yang ketat di Wuhan. Apa yang terjadi pada setiap hari itu, tidak terlupakan baginya.

Pada akhir tahun 2019 lalu, karena bisnis di Wuhan baru saja dimulai, Gao Ling dan kekasihnya sering bepergian antara Beijing dan Wuhan. Untungnya, mereka sudah membiasakan diri untuk memakai masker di musim dingin.

"Karena flu lebih serius di musim dingin dan ada sedikit kabut, kami terbiasa memakai masker, saat itu kami tidak tahu tentang penyakitnya, dan kami sering membeli beberapa masker di rumah," kata Gao Ling mengawali.

Pada 16 Januari, keluarga Gao Ling kembali ke Wuhan dari Beijing untuk mempersiapkan Tahun Baru Imlek, namun mereka mendengar berita virus satu demi satu. 

Gao Ling pun mulai membeli beberapa bahan antispeptik seperti pembersih tangan dan alkohol, menunggu Imlek. Tetapi sebelum Tahun Baru Imlek, pemerintah memutuskan untuk menutup Wuhan sepenuhnya, atau lockdown.

Gao Ling mengatakan bahwa karena dia saat ini bekerja di Beijing, dia biasanya tidak sering kembali ke Wuhan, dan dia hanya bisa kembali ke kota asalnya ketika ada acara kumpul keluarga secara khusus, seperti Tahun Baru Imlek. Bahkan jika Wuhan berada di pusat pandemi, dia tidak pernah berpikir untuk pergi.

"Penyakit ini awalnya mengharuskan orang banyak untuk tidak berkumpul, maka tidak aman bagi semua orang untuk pergi ke bandara dan stasiun kereta api, dan kami memiliki rumah di Wuhan. Tidak seperti turis yang datang untuk bermain di hotel dan tidak ingin menambah beban," katanya.

Setelah lockdown, Gao Ling pertama kali pergi untuk membeli bahan makanan di dekat rumahnya. "Ini benar-benar banyak orang. Semua orang tersentak. Ambil apa pun yang Anda miliki," kenangnya.

Setelahnya, dia juga mendengar berita kematian beberapa kerabat di sekitarnya karena Covid-19 secara berturut-turut.

"Dulu saya punya saudara ipar dari tim Hubei yang meninggal karena penyakit ini, dan mantan kolega ibu saya juga menderita penyakit ini. Selain itu, lingkungan lama juga sudah tidak ada," lanjut Gao Ling.

Menghadapi rasa takut, Gao Ling mengganti gambar profil WeChat dengan foto dengan kata-kata "menolak untuk panik". Berkarier selama lebih dari 20 tahun di dunia bulu tangkis ternyata menempa kualitas psikologis yang luar biasa untuk Gao Ling dan sangat berguna dalam situasi seperti ini.

"Setelah membaca [berita yang] begitu banyak, saya merasa bahwa mentalitas saya sangat penting, jadi saya tidak akan membaca informasi ini di masa depan, dan saya akan bersantai setelahnya."

Ketika masih aktif berkarier sebaga atlet bulu tangkis, Gao Ling juga pernah mengalami epidemi SARS pada tahun 2003 silam. Kala itu, Gao Ling, yang sudah menjadi juara Olimpiade, berada dalam masa-masa emas dalam kariernya. Kejuaraan dan latihan merupakan pusat kehidupan baginya, namun SARS memisahkannya dari itu semua.

"Saya ingat bahwa tepat setelah Japan Open, kami merasa aneh ketika kami kembali dengan pesawat, karena tidak ada seorang pun di pesawat," lanjut Gao Ling.

"Setelah kembali ke Beijing kurang dari seminggu, kami pergi ke pangkalan pelatihan di Jinjiang, Fujian untuk pelatihan. Pelatihan ditutup selama 3 bulan. Sebagian besar waktu adalah untuk latihan setiap hari. Semua orang tetap di pangkalan dan diwajibkan untuk menghubungi orang terdekat," Gao Ling melanjutkan.

Namun pandemi kali ini telah memberikan pelajaran berarti untuk Gao Ling, yaitu pentingnya kesehatan. Dia tidak keberatan untuk tidak keluar rumah, selama orang-orang terdekatnya masih tetap sehat dan kuat, sebab merekalah aset terpenting dalam kehidupannya.

Merangkum pengalamannya menjalani 100 hari yang intens di Wuhan, Gao Ling menganggap bahwa itu telah memberikan pengalaman yang langka untuk hidupnya.

"Orang akan mengalami banyak hal dalam hidup mereka, kali ini rencanakan kesempatan langka untuk langkah selanjutnya," tegas peraih medali emas Olimpiade Athena bersama Zhang Jun itu.

Artikel Tag: Gao Ling, Wuhan, Virus Corona

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/badminton/kisah-gao-ling-peraih-dua-emas-olimpiade-yang-terkurung-100-hari-di-kota-wuhan-karena-wabah-virus-corona
8710  
Komentar

Terima kasih. Komentar Anda sudah disimpan dan menunggu moderasi.

Nama
Email
Komentar
160 karakter tersisa

Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar disini