Kemenangan Manis Cheah Liek Hou Atas Dheva di Final Paralimpiade Tokyo 2020

Berita Badminton : Dari titik terendah hingga puncak olahraga, perjalanan Cheah Liek Hou selama dua tahun terakhir benar-benar menakjubkan.

Segalanya menjadi menurun bagi Cheah Liek Hou ketika ia dilengserkan oleh saingan beratnya, Dheva Anrimusthi dari Indonesia di kejuaraan dunia 2019. Penampilannya mandek, usia telah mengejar dan kemunculan anak-anak muda seperti Dheva sulit untuk dihadapi.

Namun juara dunia enam kali berusia 33 tahun itu tidak menyerah saat ia bertahan melawan segala rintangan untuk berdiri tegak sebagai juara bulu tangkis Paralimpiade pertama Malaysia di Stadion Nasional Yoyogi kemarin.

“Ini adalah momen yang luar biasa bagi saya. Semua beban akhirnya terlepas dari pundak saya sekarang,” kata Liek Hou yang gembira, yang lahir dengan Erb's Palsy yang mengakibatkan tangan kanannya menjadi lebih lemah dan kurang stabil.

Dan kemenangan itu tidak bisa dibuat lebih manis karena Liek Hou mengalahkan Dheva yang berusia 22 tahun 21-17 dan 21-15 di final SU5 (kelemahan tubuh bagian atas) putra untuk memberi Malaysia emas kedua di Paralimpiade Tokyo 2020.

Dheva adalah orang yang sulit dikalahkan Liek Hou pada satu titik karena ia menderita lima kekalahan berturut-turut antara Juli 2018 hingga Februari 2020, periode di mana ia juga kehilangan kekuasaannya sebagai juara Asian Para Games.

Namun dengan penunjukan peraih medali perunggu Olimpiade Atlanta 1996 Datuk Rashid Sidek sebagai pelatihnya pada pertengahan 2019, Cheah Liek Hou mampu membalikkan keadaan.

Liek Hou akhirnya mengalahkan Dheva dalam perjalanan untuk memenangkan gelar Para-Badminton Internasional Brasil di Sao Paulo pada Februari tahun lalu, dan kemenangan itu adalah titik balik.

Dia membuktikan kemenangan itu bukan kebetulan dengan mengalahkan Dheva lagi di final Para-Badminton Internasional Dubai pada bulan April tahun ini.

"Ini adalah balas dendam yang akan saya kenang karena telah terjadi di panggung terbesar, lebih besar dari kejuaraan dunia, di mana saya kalah darinya," katanya.

Cheah Liek Hou berlutut dan berteriak kegirangan karena dia tidak hanya memenuhi mimpinya, tetapi juga harapan seluruh bangsa yang mengandalkannya untuk memberikan dorongan medali emas yang sangat dibutuhkan untuk kontingen Malaysia.

“Saya merasa hebat! Saya telah melepaskan semua stres dan saraf saya," katanya. “Saya benar-benar mencoba yang terbaik. Saya pikir saya sangat fokus selama pertandingan. Saya pantas memenangkannya.”

Sementara dia berterima kasih kepada banyak orang lain atas kesuksesannya, termasuk Rashid, keluarganya, mantan pelatih dan teman-temannya, Liek Hou juga memberikan penghormatan kepada peraih medali perak Olimpiade tiga kali Datuk Lee Chong Wei, yang telah dia mintai tips tentang cara mengatasi stres bersaing di turnamen besar, terutama dengan Paralimpiade menjadi yang pertama.

Terakhir kali Cheah Liek Hou bermain dalam big meet, pada world meet 2019 di Basel, Swiss ia terpuruk di bawah tekanan dan dilengserkan oleh Dheva dalam kekalahan di semifinal.

“Saya mengirim pesan kepada Chong Wei sebelumnya tentang cara mengatasi rasa gugup dan tekanan di lapangan. Dia berbagi dengan saya banyak tips," katanya.

“Saya ingin berterima kasih kepada Chong Wei atas sarannya dan medali emas ini untuk semua pecinta bulu tangkis Malaysia."

“Chong Wei mengatakan kepada saya bahwa akan ada banyak tekanan pada saya, karena semua orang bergantung pada saya. Dia mengatakan kepada saya untuk menikmati diri saya sendiri dan saya melakukannya," Ia menegaskan.

Artikel Tag: Cheah Liek Hou, Dheva Anrimusthi, Paralimpiade Tokyo