Hafiz Hasyim Tantang Lee Zii Jia Konsisten di Panggung Atas Dunia

Berita Badminton : Dalam banyak hal, mantan juara All England Hafiz Hashim melihat kesamaan antara dirinya dan Lee Zii Jia. Pada hari Minggu, Lee Zii Jia bergabung dengan Hafiz Hasyim di klub elit beranggotakan enam orang Malaysia yang telah memenangkan gelar tunggal putra di kejuaraan bergengsi All England, ketika ia mengalahkan pemegang gelar Victor Axelsen dari Denmark di final di Birmingham.

Hafiz Hasyim mengatakan kepada Timesport kemarin bahwa meskipun Lee Zii Jia meraih kemenangan di All England, tantangan sebenarnya dimulai untuk pemain berusia 23 tahun itu sekarang.

Mengenang hari-harinya setelah memenangkan All England pada tahun 2003, Hafiz kelahiran Kelantan berkata: "Ketika saya memenangkan All-England, saya hanya setahun lebih muda dari Zii Jia. Dan seperti Zii Jia, saya bukan favorit untuk menang," katanya.

"Chen Hong dari China adalah No 1 Dunia dan saya No 33 Dunia saat itu. Dalam banyak hal, saya melihat banyak kesamaan antara saya dan Zii Jia, tetapi waktu telah berubah sejak saat itu. Jadi, tantangan sebenarnya dimulai sekarang untuknya," ungkap Hafiz.

Namun, tidak seperti mantan pemain nomor satu dunia Lee Chong Wei yang mengantongi empat gelar All-England, Hafiz Hasyim menyesalkan bahwa ia hanya memenangkan satu gelar utama.

Pelatih junior nasional berharap Zii Jia akan terus memenangkan lebih banyak gelar dan tidak menjadi keajaiban satu pukulan. Nasihat Hafiz kepada Zii Jia adalah menjadi lebih kuat secara mental dan menambah variasi pada persenjataan permainannya.

"Saat itu tidak ada media sosial, saya tidak tahu apa-apa tentang lawan saya dalam hal permainan mereka. Ada juga banyak tekanan pada saya untuk tampil setelah saya memenangkan All-England, dan itu wajar karena ini adalah gelar yang bergengsi," kata Hafiz.

"Saya tidak bisa menahan ekspektasi dan bentuk saya mulai menurun. Zii Jia perlu menyadari bahwa di zaman sekarang, semua orang termasuk, Kento Momota dan Axelsen sekarang akan mengincarnya, begitulah cara yang paling tinggi."

"Ketika Chong Wei memenangkan gelar All England pertamanya pada tahun 2011, dia sudah menjadi pemain yang mapan, dia sudah berada di puncak dunia, jadi tidak mengherankan jika dia memenangkannya."

"Zii Jia dan saya, di sisi lain, memenangkannya dengan kejutan. Saran saya untuk Zii Jia adalah terus berlatih keras, bekerja keras untuk menjadi kuat secara mental," ungkapnya.

"Akan ada hari-hari ketika Anda kalah dan dikritik, tetapi jangan biarkan hal itu memengaruhi Anda. Anda sekarang adalah juara All England, orang-orang hanya berharap Anda membidik lebih tinggi dan lebih sukses," tambahnya.

Sama seperti Lee Zii Jia, Hafiz Hasyim juga merupakan sosok yang menjulang setinggi 1,88 meter. Namun, pria berusia 38 tahun itu mengakui bahwa kurus tidak selalu menjadi atribut terbaik.

"Saran lain untuk Zii Jia adalah menghindari cedera. Sebagai atlet yang lebih tinggi, kami lebih rentan terhadap cedera dan ini berdasarkan fakta."

"Karier saya terpengaruh karena saya mengalami cedera pergelangan tangan dan kemudian cedera lutut, yang akhirnya menyebabkan cedera Achilles sebelum saya berhenti. Zii Jia perlu berhati-hati akan hal ini saat dia mengintensifkan pelatihannya," imbuh Hafiz.

Hafiz Hasyim memberikan penghormatan kepada Zii Jia, yang membungkam kritiknya setelah awal yang buruk musim ini, dengan mengangkat trofi All England dengan penuh gaya.

"Jangan singkirkan apa pun dari pencapaian Zii Jia. Ketika saya melihatnya bermain di final All England, saya tahu gelar itu miliknya."

"Dia mengalahkan (peringkat 1 dunia) Momota di perempat final dan kemudian (peringkat 2 dunia) Axelsen di final, itulah yang Anda sebut misi lengkap. Itu bukan kebetulan. Saya sangat bangga dengan Zii Jia dan saya mendoakan yang terbaik untuknya di masa depan," tegas Hafiz.

Artikel Tag: Hafiz Hasyim, Lee Zii Jia, lee chong wei, All England 2021