Eng Hian, Harapan Ganda Putri Indonesia

Penulis:
Rabu 22 Jul 2015, 19:54 WIB
Eng Hian, Harapan Ganda Putri Indonesia

Eng Hian, mantan atlet yang kini menjadi pelatih badminton Indonesia.

Ligaolahraga.com -

Meski baru melatih sekitar delapan bulan di Pelatnas Cipayung, progres anak didik dari pria yang lahir di Surakarta, 17 May 1977 (38 tahun) ini terbilang cukup menggembirakan. Di bawah tangan dinginnya para anak asuh dari seorang mantan atlet yang merupakan peraih medali perunggu Olympiade Athena 2004 itu mulai menampilkan progres yang bagus. Ini terbukti dengan meningkatnya prestasi ganda putri Indonesia belakangan ini. 

Koh Didi, demikian sapaan akrab dari pelatih termuda di Pelatnas Cipayung, sukses mengantarkan Greysia Polii/Nitya Krishinda menyabet medali emas Asian Games 2014 Incheon. Selain itu, Eng Hian juga mengantarkan mereka menyabet gelar juara Chinese Taipei Grand Prix Gold dua kali berturut-turut 2014 dan 2015. Kini Greysia/Nitya tidak lagi selalu tumbang di babak-babak awal pada turnamen yang diikutinya. Greysia/Nitya telah menjadi elit ganda putri dunia yang menakutkan ganda putri dunia lainnya. 

Dari segi permainan apa yang ditunjukkan Greysia/Nitya sekarang telah mengalami banyak perubahan. Kalau sebelumnya hanya mengandalkan rally-rally dan pertahanan yang rapat, sekarang Greysia/Nitya lebih memiliki pola dan ritme permainan dengan kombinasi pertahanan dan serangan balik yang silih berganti dengan rotasi yang kompak. Greysia yang sebelumnya memiliki serangan yang tidak keras atau kerap kali cenderung ngambang kini terlihat lebih berisi serangannya dan terarah dengan baik. Begitu juga Nitya, jika dahulu saat di depan net selalu memberikan poin gratis karena kok tak berhasil menyeberangkan kok, sekarang Nitya bisa bermain dengan tenang dan bisa bertindak sebagai playmaker atau pengatur serangan. 

Selain Greysia/Nitya progres juga sempat ditampilkan ganda putri lainnya seperti Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari yang berhasil tampil sebagai runner-up pada turnamen German Open 2015. Della/Rosyta yang baru dipasangkah harus mengakui keunggulan pasangan Denmark, Christinna Pedersen/ Kamilla Rytter Juhl di partai final. Mereka kalah rubber game kala itu dengan skor 18-21, 21-17 dan 9-21. 

Sayangnya Rosyta sempat cedera pada final tersebut yang mengharuskannya dibawa ke rumah sakit usai pertandingan. Duet Della/ Rosyta terpaksa ditunda menunggu sembuhnya Rosyta, dan kini Della berganti tandem dengan Rizki Amelia Pradipta yang kembali ke Pelatnas. Eng Hian pun harus meramu lagi untuk mendapatkan ganda putri terbaik sebagai pengganti duet Della/Rosyta sebagai pendamping Greysia/Nitya. 

Dari semua keberhasilan pemain di atas, beberapa pemain ganda putri Pelatnas lainnya masih belum menunjukan grafik menggembirakan. Sebagai pelatih yang bertanggung jawab di ganda puti, Eng Hian akan terus mencoba merombak untuk menjadikan pasangan ganda putri yang klop dan solid. Misi melahirkan juara baru ini seperti disebutkan Eng Hian tidak cukup hanya setahun dua tahun, bahkan butuh waktu empat hingga delapan tahun untuk meningkatkan prestasi dan meraih kejayaan ganda putri Indonesia. 

Masyarakat Indonesia khususnya penggemar bulutangkis berharap banyak akan torehan prestasi bulutangkis di ganda putri. Harapan ini tentunya tercurah kepada Eng Hian. Melalui tangan dingin Eng Hian, tidak hanya satu atau dua ganda putri tangguh yang dimiliki Indonesia saja tetapi banyak pasangan ganda putri yang bisa dapat menorehkan tinta emas pada peta perbulutangkisan dunia. 

Harapan terdekat, semoga saja prestasi ganda putri juga dapat terlihat pada pagelaran akbar Total BWF World Championship 2015 yang akan dihelat di Istora, Senayan Jakarta pada 10 hingga 16 Agustus mendatang. 

Published by Ligaolahraga.com at https://www.ligaolahraga.com/badminton/eng-hian-harapan-ganda-putri-indonesia
5717  
Komentar

Terima kasih. Komentar Anda sudah disimpan dan menunggu moderasi.

Nama
Email
Komentar
160 karakter tersisa

Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar disini