Zheng Qinwen Tunjuk Pukulan Yang Harus Ia Tingkatkan Jelang Australian Open
Berita Tenis: Petenis berkebangsaan Cina, Zheng Qinwen telah menilai permainannya dan menyebutkan pukulan yang ingin ia tingkatkan jelang Australian Open musim 2025.
Petenis berusia 22 tahun akan menjadi salah satu ancaman terbesar di Australian Open musim 2025 setelah ia lolos ke partai puncak WTA Finals dan naik ke peringkat 5 dunia.
Lebih jauh lagi, di paruh kedua musim 2024, petenis berkebangsaan Cina berhasil menundukkan juara French Open musim 2024, Iga Swiatek dalam perjalanan memenangkan medali emas Olimpiade di Paris yang digelar di venue French Open.
Usai musim yang penuh terobosan, termasuk lolos ke final Australian Open (kalah dari Aryna Sabalenka), petenis berkebangsaan Cina bertekad untuk satu langkah lebih jauh pada musim 2025 dan terus meningkatkan permainan yang akan memberinya lebih banyak peluang.
Satu hal yang menjadi kunci kehebatan seorang petenis adalah keinginan mereka untuk terus meningkatkan permainan mereka.
Hal tersebut merupakan sesuatu yang petenis berusia 22 tahun ingin lakukan dalam usaha mempersiapkan diri memasuki musim yang baru dan mengawalinya di Australian Open, di mana ia melakoni finalnya pada musim 2024.
Jelang edisi musim 2025, petenis berkebangsaan Cina berjuang keras selama latihan bersama pelatihnya, Pere Riba dan terutama satu pukulan tertentu.
“Saya tidak akan mengatakan target spesifik saya. Saya akan menyimpannya untuk diri saya sendiri,” ungkap Zheng. “Tetapi jika saya bos dalam tim saya, saya pikir saya bos yang tegas bagi mereka. Saya telah mendorong semua orang.”
“Saya selalu merasa latihan saya tidak cukup baik. Saya selalu merasa ada sesuatu yang bisa saya lakukan dengan lebih baik. Di sisi kebugaran, semuanya sama. Perawatannya sama. Kepada pelatih saya mengatakan, saya pikir backhand saya harus ditingkatkan. Saya pikir pengembalian saya harus ditingkatkan.”
“Saya selalu memasuki lapangan dengan pikiran, ‘Baiklah, kita tidak cukup baik’. Saya harus memiliki mentalitas itu agar menjadi petenis yang lebih baik. Saya saat ini petenis peringkat 50 besar, tetapi masih jauh dari target saya.”
Di Australian Open musim 2024, petenis berkebangsaan Cina lolos ke final Grand Slam pertama dalam kariernya. Ia menghadapi tugaas terberat saat itu, yaitu mengalahkan juara bertahan, Sabalenka. Ia hanya bisa memenangkan lima game di final tersebut. 12 bulan kemudian, kini ia telah mengantongi lebih banyak gelar dan menghuni peringkat yang lebih tinggi, tetapi masih terpengaruh dengan kekalahan pahit tersebut.
“Final itu memberi saya banyak kenangan indah, tetapi pada waktu yang sama ada rasa sungguh disayangkan dan kesedihan karena saya tidak memanfaatkan kesempatan saya,” tutur Zheng.
“Saya bahkan akan mengatakan bahwa saya menyia-nyiakan kesempatan saya karena saya merasa saya bisa bermain dengan lebih baik. Saya membutuhkan waktu untuk memulihkan diri dari kekalahan itu. Pada waktu yang sama, saya benar-benar belajar banyak.”
Artikel Tag: Tenis, australian open, Zheng Qinwen, Aryna Sabalenka