Kanal

Wimbledon Siap Cabut Larangan Bagi Petenis Rusia Dan Belarusia

Penulis: Dian Megane
08 Des 2022, 20:08 WIB

Elena Rybakina dalam perjalanan memenangkan Wimbledon musim 2022

Berita Tenis: Pihak Wimbledon akan membatalkan larangan mereka terhadap petenis berkebangsaan Rusia dan Belarusia pada musim yang akan datang.

Langkah tersebut diambil demi menghindari resiko dikeluarkan dari organisasi yang menaungi tenis, menurut harian The Times.

Lawn Tennis Association (LTA) diberitakan telah diancam berulang kali bahwa keanggotaan mereka akan dicabut dari ATP jika mereka mengulangi larangan bagi petenis berkebangsaan Rusia dan Belarusia untuk kali kedua secara beruntun.

Pada musim 2022, semua turnamen di Inggris, termasuk Wimbledon, menerapkan larangan bermain bagi petenis berkebangsaan Rusia dan Belarusia akibat invasi ke Ukraina. Pihak resmi LTA menyatakan bahwa keputusan tersebut mereka ambil demi menghindari resiko Rusia menggunakan turnamen sebagai propaganda, terutama jika salah satu dari petenis mereka menang. Larangan tersebut berlaku termasuk kepada petenis kenamaan seperti Daniil Medvedev, Andrey Rublev, Daria Kasatkina, dan Victoria Azarenka.

Sebagai respon dari larangan tersebut, baik ATP maupun WTA meniadakan poin yang yang seharusnya diberikan kepada pemenang pertandingan di Grand Slam tersebut. Itu artinya, juara Grand Slam di London musim ini, Novak Djokovic dan Elena Rybakina tidak mendapatkan poin peringkat sebanyak 1.000 poin seperti pada musim-musim sebelumnya.

Pekan ini, telah dikonfirmasi bahwa LTA telah didenda sebesar 1 juta dolar AS oleh pihak ATP akibat larangan tersebut, yang ditetapkan sebesar 200.000 dolar AS per turnamen yang berada dalam yuridiksi ATP. Tetapi, bisa dipahami bahwa Wimbledon yang diatur secara terpisah dari ATP, tidak termasuk meskipun turnamen tersebut memiliki dampak terbesar.

Sebagai respon dari petenis berkebangsaan Rusia, mantan petenis peringkat 1 dunia nomor ganda, Elena Vesnina menyakini bahwa denda tersebut cukup adil, sambil membandingkan situasi saat ini dengan Dubai yang didenda setelah menolak menyetujui visa petenis Israel.

“Saya pikir denda itu cukup adil. Pihak ATP memiliki kesepakatan dengan turnamen bahwa mereka tidak memiliki hak untuk menyingkirkan para atlet. Situasi yang mirip terjadi di Dubai, ketika petenis Israel tidak diizinkan untuk memasuki negara tersebut. Pada musim 2006 – 2007, petenis Israel mendaftar untuk mendapatkan visa, tetapi mereka tidak diizinkan. Turnamen di Dubai pun didenda. ATP dengan tegas menyatakan bahwa jika hal itu terjadi lagi, semua turnamen akan diberikan penalty, terlepas turnamen kategori apapun,” ungkap Vesnina.

“Kini situasinya lebih serius dan lebih besar. ATP telah memperlihatkan apa yang mereka pegang sebagai pedoman bagi para petenis mereka. Para atlet tidak seharusnya bertanggung jawab untuk hal ini dan mereka tidak berhak untuk menyingkirkan para petenis terkait kewarganegaraan.”

Rintangan terbesar LTA dan Wimbledon untuk membatalkan larangan tersebut pada musim 2023 adalah pihak pemerintah Inggris yang menyarankan mereka untuk menerapkan larangan tersebut.

Masih belum diketahui kapan keputusan terakhir akan diambil.

Artikel Tag: Tenis, wimbledon

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru