Waduh! Ternyata Untuk Gelar Malaysia Open, Masih Kurang Dana 13M
Berita Badminton : Federasi Badminton Malaysia (BAM) mungkin harus membayar lebih dari RM 4 juta atau berkisar 13 miliar rupiah untuk menjadi tuan rumah Malaysia Open di Axiata Arena di Bukit Jalil pada 24-29 November.
Dan ini mendorong badan nasional untuk mencari bantuan keuangan dari Federasi Badminton Dunia (BWF) demi menyelenggarakan acara tahunan.
Di era pandemi Covid-19, penyelenggara turnamen harus mengeluarkan dana untuk tenaga kerja tambahan dan untuk keperluan lain demi mematuhi prosedur standar operasional (SOP).
Malaysia Open Super 750 menawarkan total hadiah uang sebesar US $ 750.000 (RM3,2 juta) atau berkisar 11 miliar rupiah.
Sekretaris Jenderal BAM, Datuk Kenny Goh membenarkan bahwa ia telah menulis kepada BWF tentang masalah ini.
"Pengeluaran kami akan meningkat karena pandemi. Saya telah menulis surat kepada Sekretaris Jenderal BWF Thomas Lund tentang hal itu. BWF tidak menawarkan dana kepada penyelenggara turnamen," kata Kenny.
"Namun, badan dunia sekarang harus mempertimbangkan menawarkan bantuan kepada negara-negara anggota. Ini karena penyelenggara harus menerapkan langkah-langkah keselamatan di semua tingkatan karena Covid-19, dan ini akan meningkatkan biaya," ungkapnya.
"Kami harus merekrut lebih banyak orang dan juga menghabiskan waktu untuk membasmi virus dan membersihkan tempat dan peralatan setiap hari. Kami juga tidak yakin apakah kami harus membatasi penjualan tiket untuk mematuhi SOP."
"Kami belum menerima umpan balik dari BWF. Saya harap banding kami akan dipertimbangkan," tambah Kenny.
Masalah pemberian bantuan keuangan kepada penyelenggara turnamen kemungkinan akan dibahas selama pertemuan umum tahunan (RUPS) BWF via online pada 18 Juli mendatang.
Artikel Tag: bam, BWF, Malaysia Open 2020, Pandemi Covid-19