Turnamen Terakhir Seorang Adriyanti Firdasari
Ligaolahraga - Indonesia Masters Grand Prix Gold 2015 akan menjadi turnamen terakhir yang dijalani oleh Adriyanti Firdasari. Ini diputuskan karena faktor cederanya dan usia yang akan memasuki kepala tiga. Prestasinya juga cenderun menurun.
Pada turnamen Indonesian Masters yang digelar di Gor Graha Cakrawala Malang mulai 1-6 Desember 2015, Firda-sapaan akrabnya-akan menghadapi pemain China, Chen Yufei.
Keikutsertannya dalam turnamen ini tak hanya mencari prestasi namun juga ajang perpisahannya pada turnamen internasional.
"Ini turnamen internasional terakhir saya, tahun depan sudah setop. Saya merasa sudah saatnya untuk mundur dari bulutangkis internasional. Umur sudah 29 tahun kalau main tunggal sudah cukup berat," kata Firda seperti dikutip dri detiksport.
"Lagipula sudah setahun belakangan ini, sejak Desember tahun lalu, saya terus-terusan cedera lutut. Ini bukan kambuhan dari lama, cedera baru dan justru lebih parah daripada yang dulu-dulu. Saya coba kuat-kuatin selama setahun ini tapi rasanya makin berat.
"Sejatinya bisa disembuhkan dengan operasi tapi proses pemulihan diprekirakan butuh waktu enam bulan. Saya pikir akan buang waktu. Belum tentu saat main lagi bisa maksimal." ucap dia.
Sebagai pebulutangkis professional, perjalanan Firda cukup panjang. Dia pernah mendapatkan medali emas Sea Games 2005 di Filipina. Bahkan tahun lalu, dia masih menjadi juara Indonesia Terbuka Grand Prix Gold dengan mengalahkan Ruselli Hartawan di partai final.
Sejak tahun 1999, Firda tercatat sebagai pemain PB Jaya Raya. Dia kemudian menjadi salah satu pemain pelatnas pada tahun 2012 dan terakhir pada tahun 2013.
"Dengan kodnisi seperti ini, saya main maksimal saja di Malang. Saat masih sehat dan normal tak ada cedera, saya masih ebrani pasang target tapi kondisinya saat ini berbeda. Drawing juga tidak mudah," pungkas Firda.
Artikel Tag: Adriyanti Firdasari, Indonesian Masters, Bulutangkis