Trauma Dengan Wasit, Goh Liu Ying Harap Pengadil All England Lebih Baik
Berita Badminton : Pemain spesialis ganda campuran asal Malaysia, Goh Liu Ying, memiliki satu keinginan menjelang All England pada pekan depan yakni kualitas wasit yang lebih baik.
Apalagi jika pertandingan tidak diadakan di lapangan utama yang dilengkapi dengan sistem pelacakan Hawkeye.
Pemain berusia 31 tahun itu masih belum pulih dari kekecewaan karena dirampok poin krusial dalam kekalahan perempat final pekan lalu dari pasangan Denmark, Mathias Christiansen/Alexandra Boje di Swiss Open Super 300.
Goh Liu Ying dan rekannya Chan Peng Soon memenangkan game pembukaan 21-14 dan tertinggal 10-14 ketika dugaan wasit yang buruk terjadi. Dia mengatakan wasit yang bertugas telah memberikan poin kepada wakil Denmark meskipun pukulan forehand, Peng Soon dengan jelas mendarat dengan baik di dalam lapangan belakang lawan.
Pasangan peringkat 7 dunia dan unggulan teratas itu memang pulih dengan kuat untuk menyamakan skor pada 17-17, tetapi akhirnya masih kalah dalam permainan game kedua 19-21. Christiansen/Boje kemudian menutup game penentu 21-15.
Goh Liu Ying yakin poin yang hilang melalui keputusan kontroversial bisa membuat perbedaan bagi peraih medali perak Olimpiade Rio.
Klaimnya bisa dilihat sebagai alasan yang lemah, tetapi yang diinginkan Liu Ying adalah melihat standar yang lebih baik dalam wasit.
“Saya mengungkit masalah ini bukan karena kami kalah dalam pertandingan, hanya saja kami merasa sulit menerima kekalahan kami. Itu adalah poin yang bagus,” kata Liu Ying.
“Penjaga garis di baseline sudah menunjuk, tapi wasit menolaknya dengan mengatakan bahwa dia sendiri yang melihatnya."
“Itu luar biasa. Kami tidak dapat menggugatnya karena lapangan kami tidak dilengkapi dengan sistem Hawkeye. Saya hanya berharap kesalahan mencolok seperti itu tidak akan terjadi lagi di pertandingan mendatang dan BWF dapat menyelidiki masalah ini," ungkapnya.
Di sebagian besar turnamen, sistem Hawkeye hanya tersedia untuk lapangan utama atau TV karena harganya mahal.
Dilaporkan bahwa biaya untuk memasang sistem di satu lapangan saja adalah sekitar US $ 70.000 (RM288.000) atau berkisar 1 miliar rupiah.
"Akan sangat bagus jika Hawkeye tersedia di setiap lapangan dalam turnamen tingkat World Tour," kata Liu Ying.
“Tapi secara realistis, itu sangat tidak mungkin. Yang saya harap adalah agar wasit tidak membuat penilaian yang buruk," tambah Liu Ying.
Goh Liu Ying dan Peng Soon bertujuan untuk menebus keagalan mereka di All England yang dimulai pada Rabu depan.
Menempati unggulan ketiga, mereka akan menghadapi Mathias Thyrri/Mai Surrow dari Denmark di babak pertama.
Ini akan menjadi penampilan ke-11 Peng Soon-Liu Ying di All England sejak 2009. Penampilan terbaik mereka adalah pada tahun 2017 ketika mereka menjadi runner-up dari Lu Kai/Huang Yaqiong asal China.
Artikel Tag: Goh Liu Ying, Chan Peng Soon, All England 2021, wasit