Taklukkan Tira Persikabo, Pelatih Persebaya Puji Pemain Pengganti
Osvaldo Haay (tengah)/foto dok Persebaya
Berita Piala Presiden: Kemenangan yang diraih Persebaya Surabaya atas tamunya, Tira Persikabo pada babak 8 besar Piala Presiden 2019 disebut Djadjang Nurdjaman sebagai keberhasilan para pemain pengganti menjalankan perannya dengan maksimal.
Pada pertandingan di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jumat (29/3) sore itu, Ruben Sanadi dan kawan-kawan memang harus menunggu sampai dengan menit-menit akhir untuk memastikan kemenangan timnya dengan skor 3-1.
Pemain dari bangku cadangan menunjukkan kontribusi besar atas dua gol kemenangan yang tercipta di detik-detik akhir. Osvaldo Haay yang masuk menggantikan Irfan Jaya terlebih dahulu memberikan kontribusi terhadap tim.
Ketika pertandingan sepertinya akan berakhir dengan skor sama kuat 1-1, pemain timnas Indonesia U-23 memaksa Muhammad Abduh Lestaluhu melakukan pelanggaran di area terlarang, sehingga berbuah penalti untuk Persebaya. Damian Lizio yang maju sebagai eksekutor mengubah skor menjadi 2-1 pada menit ke-88.
Selang dua kemudian, giliran pemain pengganti lain, yaitu Oktafianus Fernando yang memberikan kontribusi besar atas lahirnya gol ketiga Persebaya Surabaya melalui Amido Balde. Gol itu lahir berkat sodoran umpannya dari sisi sayap.
Selain dua pemain tersebut, pemain pengganti lainnya, yaitu Muhammad Hidayat juga menunjukkan kontribusi besar dengan tampil baik mengawal lini tengah Bajul Ijo.
"Tiga pergantian pemain kami pas. Mereka sukses memberikan kontribusi," terangnya.
Tidak lupa eks pelatih PSMS Medan dan Persib Bandung mengaku bersyukur karena tim asuhannya mampu bangkit meski terus mendapat tekanan pada awal-awal babak kedua.
"Saya bersyukur Persebaya bisa masuk ke semifinal Piala Presiden. Saya apresiasi kerja keras pemain, sempat unggul segalanya di babak pertama. Kemudian menggendor di awal babak kedua dan akhirnya bangkit ketika kedudukan imbang 1-1 hingga menuntaskan dengan kemenangan," pungkasnya.
Artikel Tag: Piala Presiden, Persebaya Surabaya, tira persikabo, Djadjang Nurdjaman