Kanal

Saatnya Klopp Menerapkan Filosofi 'Gegenpressing' di Liverpool

Penulis: Stefanus Toni
09 Okt 2015, 12:16 WIB

Sebuah Tantangan Liverpool untuk Jurgen Klopp

LigaOlahraga.com - Liverpool resmi meminang Juergen Klopp sebagai manajer tim. Sebuah tantangan diberikan The Reds kepada orang Jerman yang dikenal bertangan dingin dalam menangani sebuah tim dengan corak permainan yang menekan dan agresif itu.

“Arsenal mempunyai tipikal mengendalikan permainan dan mengatur tempo pertandingan seperti sebuah orkestra. Namun, saya tidak akan pernah memainkan irama seperti itu karena saya lebih menyukai musik metal, heavy metal."

 

Begitulah ungkapan Klopp kala dibandingkan dengan manajer Arsenal, Arsene Wenger. Kedua tukang racik tim itu dinilai mempunyai kesamaan. Mereka sama-sama piawai menelorkan pemain-pemain berbakat. Juga sama-sama ekspresif dalam mengungkapkan kegembiraan dan kemarahan di pinggir lapangan.

 

Kedua manajer itu pun dinilai sama-sama tak mempunyai prestasi yang gemilang kala menjadi pemain. Soal yang itu, Klopp mengakui dengan terbuka.

 

"Aku tidak pernah berhasil menerjemahkan isi otakku ke tengah lapangan. Aku mempunyai bakat bermain di divisi lima tapi pikiranku di level Bundesliga. Hasilnya aku berkarier di divisi dua," ucap Klopp yang semasa menjadi pemain hanya bergabung dengan satu klub, Mainz 05.

 

Kemampuan menganalisis pertandingan itulah yang tampaknya membawa Klopp menjadi pelatih. Klopp mempunyai caranya sendiri dalam memoles tim. Dia menyebut dirinya, itu tadi, sebagai seorang konduktor musik metal.

 

Dia memulai karier pelatih sebagai tukang racik di Mainz 05. Di klub itu pula dia mempunyai pengalaman sebagai pemain sampai usia 34 tahun. Di Mainz 05, Klopp membuat dongeng menjadi nyata. Diamengantarkan Mainz naik kasta ke Bundesliga di tahun 2004 dan bertahan hingga tiga musim.

 

Namanya makin moncer setelah melatih Dortmund mulai musim 2008/2009 dan mundur di akhir musim 2014/2015. Dialah yang mengusik dominasi Bayern Munich dengan menjadi juara Bundesliga dua kali, musim 2010/2011 dan 2011/2012. Dia juga mengantarkan Dortmund menjadi runner-up Liga Champions di musim 2012/2013.

 

Final DFB Pokal menjadi panggung terakhir Klopp menangani Dortmund. Tim besutannya kalah dari Wolfsburg. Perpisahan gegap gembita mengiringi kepergiannya. Fans Dortmund mengucapkan perpisahan lewat video berjudul “Dortmund Fans Pay Tribute to Klopp in Emotional Farewell” dan diunggah ke Youtube. Video tersebut menggambarkan betapa fans Dortmund amat mencintai seorang Klopp.

 

Kontribusi Klopp untuk Dortmund memang layak diacungi jempol. Selain dibuktikan dengan barisan trofi itu, Klopp sudah membawa perubahan besar-besaran untuk Dortmund. Selama membesut Dortmund dia dikenal dengan filosofi 'gegenpressing'. Sebuah filosofi permainan yang menganut menekan dengan tingkat tinggi hingga lawan kesulitan mengembangkan permainannya.

 

Konsekuensinya Klopp harus menyiapkan pemain-pemain muda yang mempunyai stamina sip. Salah satu yang pernah tercatat, dia pernah menurunkan tim dengan rekor rataan usia termuda sepanjang sejarah Liga Champions yakni 22,9 tahun pada 2011.

 

Suguhan permaian itu rupanya terinspirasi dari tanah Inggris. "Aku tak menyukai sepakbola yang mengalir, aku lebih senang dengan sepakbola yang menyerang," ujar Klopp.

 

"Kalau di Jerman kami menyebutnya 'sepakbola Inggris' di saat hujan deras, lapangan becek, semua wajah dan badan pemain berlumpur sampia mereka tak bisa lagi bermain sepakbola pekan berikutnya," jelas dia.

 

Kini pria kelahiran Stuttgart 48 tahun lalu itu benar-benar menjejak Inggris. Klopp menjadi manajer baru Liverpool hanya selang lima hari setelah pemecatan Brendan Rodgers. Dia diikat selama tiga tahun dengan nilai kontrak senilai 15 juta poundsterling.

 

Dia mempunyai tempat yang sesungguhnya untuk mempraktikkan gaya kesukaannya itu. Kalau disimak, gejala untuk hijrah ke Premier League sudah muncul saat Klopp disebut-sebut tengah kursus bahasa Inggris.

 

Bisa jadi karena itu pula Liverpool memboyong Klopp ke Anfield. Di situs resmi Liverpool pun menatang Klopp untuk mengaplikasikan kegemarannya tersebut. "Dengan pernyataan itu kini The Reds menantang Klopp untuk mengaplikasikan filosofi itu di atas tanah Inggris dan khususnya di Anfield".

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru