Ryota Murata Berencana Pensiun dari Tinju, Golovkin Menjadi Duel Terakhir
Mantan juara kelas menengah Ryota Murata, yang merupakan salah satu petinju paling populer dan berprestasi dari Jepang baru-baru ini, akan segera pensiun dari olahraga tinju. Petinju berusia 37 tahun itu memberitahu media Jepang pada hari Rabu (22/2/2023) bahwa pertarungan terakhirnya adalah melawan Gennadiy Golovkin dari Kazakhstan pada April tahun lalu di Saitama, Jepang.
Dalam pertarungan dengan Golovkin, Murata mengambil alih jalannya pertarungan di awal-awal ronde dan membuat Golovkin terus-menerus bertahan. Namun, Golovkin akhirnya menemukan ritme permainannya di pertengahan duel. Pada ronde kedelapan, Golovkin mengalahkan Murata dengan mudah dan akhirnya membuat sang juara Jepang terjatuh di ronde kesembilan dengan pukulan keras di wajah, memaksa sudut Murata untuk melemparkan handuk pertanda menyerah. Gelar WBA miliknya pun pindah tangan ke Golovkin yang sudah menggengam gelar IBF dan IBO.
Ryota Murata memulai karier profesionalnya pada tahun 2013 setelah karier amatir yang sukses dan menjadi perbincangan. Pada tahun 2012, dia menjadi petinju Jepang kedua yang memenangkan medali emas Olimpiade. Dia juga petinju Jepang pertama yang memenangkan medali emas di luar divisi bantam dan terbang.
Dikenal karena kekuatannya dan tekanannya, Murata menjadi juara kelas menengah WBA pada Oktober 2017 dengan mengalahkan petinju Prancis Hassan N’Dam di ronde ketujuh. Pertarungan tersebut adalah ulangan dari salah satu pertarungan paling kontroversial pada tahun itu, ketika lima bulan sebelumnya, N’Dam menang split decision yang sangat dipertanyakan.
Namun, Murata menunjukkan bahwa dia memiliki bakat untuk memperbaiki kesalahannya. Hampir sembilan bulan kemudian, Murata menghentikan Brant di dua ronde dalam ulangan duel mereka yang berlangsung di Osaka, Jepang, untuk merebut kembali sabuk WBA-nya.
Setelah mempertahankan gelarnya dengan mengalahkan Steven Butler, Murata (16-3, 13 KO) akhirnya mengakhiri kariernya dengan pertarungan melawan Golovkin, yang dinyatakan sebagai pertarungan terakhirnya. Meskipun dia tidak berhasil mempertahankan gelarnya, Murata akan selalu diingat sebagai salah satu petinju terbaik Jepang dalam sejarah.
Keputusan ini mungkin mengejutkan bagi para penggemar tinju, tetapi bagi Ryota Murata, ini adalah keputusan yang tepat untuk fokus pada kehidupan di luar ring. Ia berencana untuk memusatkan perhatiannya pada bisnis dan proyek amal di masa depan.
Artikel Tag: Tinju, Ryota Murata