Rebecca Cheptegei Dirawat Intensif Setelah Mantan Pacar “Membakarnya”
Atlet Olimpiade asal Uganda, Rebecca Cheptegei, yang baru-baru ini ambil bagian dalam nomor maraton Olimpiade Paris 2024, berada dalam kondisi kritis di Kenya setelah mantan pacarnya menyerangnya dengan bensin pada akhir pekan lalu.
Pada hari Selasa (3/9), para pejabat mengungkapkan bahwa Dickson Ndiema Marangachon, mantan pasangan Rebecca Cheptegei, menyelinap ke rumahnya di Kenya barat ketika ia dan anak-anaknya sedang berada di gereja pada hari Minggu (1/9) sebelum menyiramnya dengan bensin dan membakarnya.
"Dickson, yang membeli bensin, mulai menyiramkannya ke Rebecca sebelum dia membakarnya," kata kepala polisi setempat Jeremiah Ole Kosiom, yang juga mengonfirmasi bahwa Marangachon terluka dalam kebakaran tersebut.
Pelari jarak jauh berusia 33 tahun, yang memenangkan emas di Kejuaraan Lari Gunung dan Lari Jejak Dunia 2022 di Thailand dan menempati posisi ke-44 di maraton Olimpiade Paris 2024, kini dirawat intensif di rumah sakit di Kenya dengan luka bakar di lebih dari 75% tubuhnya.
Menurut laporan, Rebecca Cheptegei dan penyerangnya, Marangachon, diselamatkan oleh para tetangga yang membawa mereka ke Rumah Sakit Rujukan Kabupaten Kitale di dekatnya.
Mereka kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Rujukan dan Pendidikan Moi (MTRH) di Eldoret, kota utama di wilayah tersebut, di mana Cheptegei dirawat di unit perawatan intensif dalam kondisi kritis.
"Kondisinya terlihat serius dengan luka bakar di wajah dan perban," kata seorang staf MTRH yang tidak mau disebutkan namanya kepada AFP.
Menurut orang tua Rebecca Cheptegei, yang melakukan perjalanan dari Uganda untuk mengunjunginya, ia membeli tanah dan membangun sebuah rumah di Endebess di daerah Trans-Nzoia, Kenya, agar dekat dengan pusat-pusat latihan atletik di Kenya di mana ia berlatih.
Ada laporan bahwa ada perselisihan yang sedang berlangsung antara keduanya atas sebidang tanah yang saat ini sedang diselidiki oleh polisi setempat.
Serangan terhadap atlet wanita merupakan masalah yang semakin mengkhawatirkan di Kenya dengan beberapa di antaranya mengakibatkan kematian dalam beberapa tahun terakhir.
Pada April 2022, atlet kelahiran Kenya, Damaris Mutua, ditemukan tewas di rumahnya di kota Iten, Lembah Rift, yang terletak di bagian barat negara itu, yang merupakan pusat olahraga lari yang terkenal di dunia.
Peristiwa ini terjadi hanya beberapa bulan setelah pelari berusia 25 tahun yang memecahkan rekor, Agnes Tirop, ditemukan tewas ditikam di rumahnya di daerah yang sama.
Suami Tirop, Emmanuel Ibrahim Rotich, diadili atas tuduhan pembunuhan sang atlet tahun lalu, namun mengaku tidak bersalah di Pengadilan Tinggi Eldoret. Sidang kasus ini masih berjalan.
Artikel Tag: Rebecca Cheptegei