Ragam Sepak Bola: Chapecoense, Kisah Leicester City dari Brasil yang Berakhir Tragis
Ligaolahraga - Ragam Sepak Bola: Klub asal Brasil, Chapecoense, diguncang tragedi jatuhnya pesawat yang membawa para pemain, pelatih dan staf ke Kolombia untuk melakoni partai final Copa Sudamericana.
76 orang dikonfirmasi meninggal dunia dari 81 orang yang berada dalam pesawat untuk menjalani partai final pertama Copa Sudamericana kontra Atletico Nacional.
Mereka adalah tim yang tak diduga-duga mampu mencapai final di pentas kontinental tersebut seperti yang dikatakan oleh mendiang pelatih, Caio Junior, yang diyakini juga menjadi korban meninggal dunia dalam insiden ini. Ia menyamakan skuat asuhannya dengan juara Premier League musim lalu, Leicester City.
"Tim kami sangat mengingatkan saya kepada Leicester, sebuah tim yang sama sekali tak diunggulkan untuk memenangkan titel penting," ungkap Junior pada September silam, dikutip dari Guardian. "Saya ingin menandai musim ini dengan klub ini, para pemain ini."
Mimpi tersebut kini telah sirna menyusul kejadian tak terduga yang merenggut hampir seluruh anggota tim. Sementara dunia sepak bola mencernanya sebagai tragedi, mari kita menengok pada pencapaian klub ini sebagai salah satu kuda hitam di sepak bola Brasil bahkan Amerika Selatan.
Mereka adalah klub kecil dari Chapeco di negara bagian Santa Catarina yang didirikan pada tahun 1973. Mereka memainkan laga kandang di Stadion Arena Conde yang mampu menampung kapasitas hingga 22.600 orang dan hanya memerlukan empat tahun setelah terbentuk untuk memenangkan trofi perdana mereka usai mengalahkan Avai di final kejuaraan di tahun 1977 silam, sebuah titel yang dimenangkan empat kali oleh mereka hingga kini, juga pernah menjuarai Copa Santa Catarina sekali.
Di level nasional, mereka tak terlalu baik lantaran mengakhiri kompetisi di posisi 51 dari 74 tim yang berpartisipasi di liga utama Brasil di tahun 1978, yakni Campeonato Brasiliero Serie A. Keadaan memburuk di musim selanjutnya usai hanya menempati peringkat ke-93, hanya Guara yang lebih buruk dari mereka.
Hasil-hasil negatif yang mereka rengkuh membuat mereka turun ke kasta terendah di sepak bola Brasil, hingga akhirnya kembali ke kasta tertinggi di tahun 2014 usai menempati posisi runner-up di bawah Palmeiras di Serie B musim sebelumnya.
Musim pertama mereka akhiri di posisi ke-15 dan berhasil menghindari jurang degradasi. Sementara semusim selanjutnya hanya membaik satu posisi dan di musim ini menempati posisi kesembilan dengan satu laga bersisa.
Kubu ini mulai menyuarakan prestasi di kancah benua setelah mengalahkan Ponte Preta dan Libertad untuk mencapai perempat final Copa Sudamericana di tahun 2015 lalu, sebelum klub raksasa Argentina, River Plate, mengakhiri mimpi mereka.
Di tahun ini mereka berhasil tampil lebih baik di kompetisi yang sama, di bawah asuhan Caio Junior dengan dikapteni oleh mantan pemain Atletico Madrid, Cleber Santana. Chapecoense berhasil menyingkirkan Cuiaba, Independiente, Junior dan San Lorenzo untuk mencapai partai final, dan Atletico Nacional sudah menunggu sebelum tragedi terjadi pada Selasa (29/11).
Artikel Tag: Chapecoense, Copa Sudamericana, Brasiliero Campeonato Serie A, Leicester City, Brasil