Radja Nainggolan: Saya Diperlakukan Layaknya Kotoran di Antwerp!
Berita Sepakbola: Radja Nainggolan mengaku jika dirinya diperlakukan layaknya kotoran manusia, saat membela Royal Antwerp dari tahun 2021-2022.
Setelah kontraknya berakhir bersama Inter Milan di musim panas 2021, Radja Nainggolan memutuskan untuk pulang ke Belgia dengan membela klub kampung halamannya yaitu Royal Antwerp.
Berharap mendapat perlakuan baik di sana, gelandang berdarah Batak ini justru memperoleh hal yang sebaliknya.
Nainggolan mengatakan kalau selama 18 bulan membela Antwerp, dirinya banyak mengalami perlakuan yang tak menyenangkan baik itu dari presiden klub, atau juga dari pemain-pemain muda.
Hal ini disampaikan secara terbuka oleh Nainggolan, dalam wawancaranya dengan Antwerp Gazzette.
"Mereka memperlakukan saya seperti parasit, layaknya kotoran manusia!" ucap gelandang berambut mohawk ini.
"Saat saya ditaruh di tim B, para pemain kompak meyakinkan pelatih untuk tetap menaruh saya di tim A."
"Itu hal yang bagus untuk saya, namun tidak ada seorang pun yang berani melawan Gheysens (Presiden Royal Antwerp)."
"Saya terus bekerja melakukan yang terbaik di tim B dan mendukung para pemain muda di sana. Namun di pekan terakhir saya berada di sana, saya merasakan hal yang tidak pernah saya rasakan di klub lain."
"Saya tidak bisa pergi ke gerbang utama pusat latihan klub. Saya lalu juga harus berpindah loker setiap harinya dan diperlakukan layaknya hama."
"Suatu hari, jam tangan mewah saya bahkan sempat hilang diambil pemain junior karena mereka dengan mudahnya keluar-masuk kamar ganti."
Kini Nainggolan pun sudah resmi berpisah dengan Antwerp dan kembali ke Italia dengan membela klub Serie B yaitu SPAL.
Meski merasa lega sudah bebas dari lingkungan toxic di Antwep, Nainggolan masih berat meninggalkan Belgia karena ia kini harus jauh dari sang putri.
"Putri saya menjadi salah satu alasan kenapa saya dulu kembali ke Belgia," ucap pemain 34 tahun ini.
"Untuk bisa melakukan itu (dekat dengan sang putri), saya pun harus mengabaikan tawaran bergelimang uang dari sejumlah klub."
"Di sini di SPAL, bayaran saya mungkin hanya seperti 'kacang'. Namun klub ini jauh lebih serius," tutup Nainggolan merujuk pengalaman pahitnya main di Antwerp.
Artikel Tag: Radja Nainggolan, Royal Antwerp, Spal