Kanal

Pullela Gopichand Persoalkan Sistem Kualifikasi Olimpiade

Penulis: Yusuf Efendi
02 Apr 2019, 15:00 WIB

Pullela Gopichand/[Foto:Times of India]

Berita Badminton : Pelatih kepala tim nasional India, Pullela Gopichand mengatakan bahwa sistem kualifikasi untuk Olimpiade saat ini dirasa kurang adil dan menimbulkan banyak ketegangan di antara para pemain.

Periode untuk kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 dimulai pada 29 April 2019 dan peringkat akhir yang dirilis oleh Federasi Badminton Dunia (BWF) pada bulan April 2020 akan menjadi alokasi tempat bagi para pemain untuk terbang ke Tokyo.

Gopichand mengatakan bahwa BWF perlu meninjau ulang sistem kualifikasi saat ini yang dirasa memberatkan.

"Saya mengerti bahwa sangat penting bagi para pemain mendapatkan sejumlah uang dan hadiah uang yang bertambah di setiap kompetisi. Namun tidak adil bahwa kualifikasi hanya berlangsung selama setahun. Itu adalah sesuatu yang perlu ditinjau ulang," kata Gopichand.

"Saya pikir jika anda memenangkan All England, Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Asia atau Eropa, ada saat di mana anda memikirkan kualifikasi langsung untuk lima atau enam slot yang bisa dibilang kuota Olimpiade, daripada menyebarkannya dalam satu tahun kompetisi," ungkapnya.

"Itu hanya membuat para pemain terburu-buru. Bepergian keseluruh dunia. Ini hanya akan menimbulkan ketegangan dan hal-hal sulit bagi para pemain," Gopichand menambahkan.

BWF mengubah struktur kompetisi mulai musim 2018 lalu, di mana pemain tunggal di peringkat 15 dunia dan pasangan ganda di peringkat 10 besar dunia, wajib ikut 12 turnamen dalam satu kalender kompetisi jika tak inginkan mendapatkan denda dari BWF.

Tiga bulan pertama musim ini saja, sudah ada beberapa pemain papan atas yang mengalami cedera, seperti juara dunia tiga kali asal Spanyol, Carolina Marin, mantan pemain nomor satu dunia asal Korea Selatan, Son Wan Ho dan pemain muda yang tengah naik daun asal China, Gao Fangjie.

"Saya pikir jumlah turnamen sangat memengaruhi para pemain. Di suatu tempat kami tidak mengkompromikan kualitas bulu tangkis," kata Gopichand.

"Saya berpikir bahwa olahraga ini sangat kompetitif dan menambahkan turnamen dalam kalender hanya membuatnya lebih sulit bagi para pemain. Jika anda melihat dalam lima minggu terakhir itu sudah gila."

"Kami mulai dari Kejuaran di Jerman, Inggris, Swiss kemudian Asia. Lalu India, Malaysia dan Singapura. Minggu demi minggu untuk terus bertahan sehingga begitu banyak turnamen yang melibatkan perencanaan dan sumber daya," keluh Gopichand.

Artikel Tag: Pullela Gopichand, saina nehwal, PV Sindhu, olimpiade tokyo 2020

Berita Terkait

Berita Terpopuler Minggu Ini

Berita Terbaru