Publik Malaysia Ramai-Ramai Kecam Tindakan Rasisme Terhadap Kisona
Saat skuad muda Malaysia bersinar untuk mencapai semi final Piala Sudirman di Vantaa, Finlandia pekan lalu, di luar lapangan, seseorang memicu badai rasial terhadap peraih medali emas SEA Games 2019, Kisona Selvaduray.
Borhan Che Rahim, mantan pemimpin divisi Bersatu dari Kelantan, diduga telah menggunakan kata-kata menghina di Facebook terhadap Kisona Selvaduray menyusul kekalahannya dari peringkat 5 dunia Akane Yamaguchi asal Jepang.
Dalam sambutannya, dia juga diduga mempertanyakan dari ide mana Federasi Badminton Malaysia (BAM) memilih Kisona untuk tampil.
Ini memicu reaksi dari publik Malaysia seperti Menteri Pemuda dan Olahraga, BAM, pelatih dan penggemar mengutuk Borhan.
Sang Ayah, A. Selvaduray juga telah membuat laporan polisi tentang masalah ini.
“Kami belajar sesuatu yang sangat berharga dari ini, bahwa tidak ada tempat untuk rasisme dan kefanatikan dalam masyarakat multiras kami,” bunyi pernyataan BAM.
“Di tengah episode menyedihkan ini, pertanyaan yang mengganggu tetap ada: Apakah kita benar-benar melakukan cukup untuk memberantas rasisme dari masyarakat kita?”
Kisona, 23 tahun, bukan satu-satunya atlet di Malaysia yang mengalami hinaan rasial seperti itu. Ada orang lain di olahraga lain yang harus tahan dengan keburukan ini.
“Tidak seorang pun terlahir sebagai rasis atau fanatik, tetapi mereka dapat berubah menjadi satu dari waktu ke waktu. Jika masalah ini tidak segera diatasi, masalah ini bisa meluas dan memburuk.”
“kami sangat percaya bahwa pendidikan dimulai dari rumah. Orang tua, yang tumbuh dengan istilah-istilah menghina yang mengejek orang lain, harus mendidik generasi mendatang tentang kekejaman rasisme.
“Kita harus mengajari anak-anak kita bahwa kita adalah orang Malaysia pertama di atas segalanya, dan bahwa perbedaan dan keragaman kitalah yang membuat kita begitu istimewa. Kita harus tahu bahwa tidak ada ras yang unggul.”
“Periode sekolah harus berperan lebih aktif dalam mendidik siswa tentang bahaya rasisme. Tentu, itu tidak akan mudah, tetapi itu harus dilakukan, itu harus dilakukan.
Setelah cukup beruntung untuk mengunjungi negara lain, saya telah melihat beragam budaya berkembang dalam harmoni. Kita butuh penerimaan dan toleransi untuk bisa merangkul "Persaudaraan Malaysia".
Artikel Tag: Kisona Selvaduray, Rasisme, Piala Sudirman 2021