PSSI Bantah Telah Adu Domba Persipura Dengan Kemenpora
Nasional – Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia membantah tudingan dari salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Papua, Yan P. Mandenas, terkait adanya konspirasi yang ingin membenturkan Persipura Jayapura dengan Pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pemuda dan Olahraga.
Tudingan tersebut disampaikan Yan P. Mandenas setelah melakukan investigasi terkait batalnya laga Persipura kontra Pahang FA di babak 16 besar Piala AFC 2015. Setelah melakukan investigasi dengan bertemu pihak AFC, Kemenpora, dan CEO PT Liga Indonesia, Yan P. Mandenas berkesimpulan PSSI yang menjadi penyebab kegagalan laga tersebut. Mendapatkan tuduhan demikian, PSSI selaku induk organisasi sepak bola Indonesia pun membantahnya.
"Tolong baca lagi dengan teliti Surat Keputusan (SK) Menpora dengan nomor 01307 tentang pembekuan PSSI, Diktum ke-3. Isinya meminta kepada semua jajaran pemerintahan di pusat maupun di daerah untuk tidak memberikan pelayanan publik kepada PSSI. Itulah yang dilakukan Imigrasi dalam kasus Pahang FA," ujar Aristo Pangaribuan, Direktur Legal PSSI, dalam laman resmi PSSI.
Aristo juga menambahkan, dengan adanya SK tersebut membuat pihak Imigrasi meminta Persipura untuk ke BOPI dalam mengurus teknis jelang pertandingan.
"Karena Imigrasi tidak melayani PSSI. Apakah dulu juga begitu? Tidak. AFC cup diikuti Persipura bukan sekali. Dari dulu diurus PSSI tidak pernah ada masalah," tegas Aristo Pangaribuan.
"Jadi tidak benar itu bahwa kami ada konspirasi membenturkan Persipura dengan Pemerintah, yang benar adalah SK pembekuan Menpora lah yang membuat sepakbola kita dalam kondisi terpuruk saat ini," pungkasnya
Sementara itu, perwakilan Persipura, La Siya, juga membantah PSSI tidak membantu Persipura. Dia pun mengakui pihak Persipura sempat diajak untuk ikut bertemu AFC bersama tim Kemenpora. Namun hal itu ditolak.
"Itu tidak benar, sebab sejak awal PSSI telah mengabarkan kepada Persipura bahwa dengan adanya SK Menpora pengurusan visa bagi tim Pahang FA tidak dapat diurus melalui jalur biasa sehingga Persipura diminta untuk mengajukan surat rekomendasi langsung pada BOPI," ungkap La Siya dalam situs resmi PSSI.
"Di lain pihak, Persipura tahu dan taat aturan sehingga manajemen Persipura tidak bersedia diajak oleh tim Menpora untuk menemui AFC sebab sesuai regulasi pertandingan AFC Cup, kami sudah tahu bahwa AFC akan menjatuhkan sanksi kalah WO bagi Persipura," tambah La Siya, yang juga menjadi Anggota Komite Eksekutif PSSI itu.
Di sisi lain, La Siya menyebutkan perjuangan untuk menjadwal ulang laga Persipura versus Pahang telah dilakukan ketua umum dan wakil ketua umum PSSI di Zurich, Swiss. Ketika itu, mereka bertemu pejabat AFC dan FAM.
"Sekalipun telah menunjukan sinyal positif tapi karena sifat dan sikap Menpora yang keras kepala tidak mau mencabut SK Pembekuan PSSI sampai tanggal 29 Mei 2015, maka jatuhlah sanksi FIFA yang menyebabkan semua klub Indonesia tidak dapat bertanding di event AFC dan FIFA," jelasnya.
"Jadi anak kecil pun tahu bahwa penyebab Persipura tidak bisa bertanding di 16 besar AFC Cup melawan Pahang FA adalah SK Menpora. Pertama, mengakibatkan Dirjen Imigrasi tidak memberikan visa bagi beberapa pemain Pahang FA yang bermasalah dan kedua jatuhnya sanksi FIFA yang sebelumnya disangkal dengan percaya diri oleh Menpora," pungkas La Siya.