PSS Sleman Lakukan Pembenahan Teknis dan Non Teknis di Masa Jeda Kompetisi

Pelatih PSS Sleman, Pieter Huistra/foto dok PSS Sleman
Berita Liga 1 Indonesia: Jeda kompetisi Liga 1 Indonesia musim 2024/2025 yang terbilang panjang jadi kesempatan bagi PSS Sleman melakukan pembenahan dari aspek teknis dan non teknis. Seperti diketahui, saat ini skuat Super Elang Jawa sedang berjuang untuk bisa lepas dari zona merah yang dihuninya.
PSS Sleman masih terpuruk di dasar klasemen sementara Liga 1 musim 2024/2025 dengan 22 poin. Dengan hanya tersisa 7 laga saja musim ini, tim asuhan Pieter Huistra itu wajib tampil maksimal untuk dapat bertahan di kasta tertinggi sepak bola Tanah Air musim depan.
Pieter Huistra menyebut, jeda kompetisi yang cukup panjang saat ini dapat membawa keuntungan bagi timnya. Dia melihat kesempatan besar untuk memperbaiki kelemahan serta meningkatkan kualitas permainan anak asuhnya.
"Kami harus bersyukur atas periode ini. Empat minggu, kami bisa membuat pra musim mini lagi. Pra musim mini untuk menghadapi tujuh pertandingan yang tersisa," kata Pieter Huistra seperti dikutip dari laman resmi Liga Indonesia.
Pelatih asal Belanda itu menilai bahwa jeda panjang memberikan ruang bagi tim untuk memulihkan kebugaran pemain yang mengalami cedera serta memperkuat strategi yang telah diterapkan.
"Itulah sebabnya sekarang kami berlatih ekstra. Kami pergi ke pusat kebugaran, jadi para pemain punya sesi ekstra sekarang," terangnya.
"Sesi dua kali sehari ini tentu memiliki tujuan yang sama. Yaitu untuk selalu bertujuan membuat seluruh penggawa bugar dan juga secara taktis siap untuk cara bermain yang diinginkan," dia menambahkan.
Dengan pendekatan ini, Pieter Huistra optimistis PSS Sleman bisa tampil lebih solid dan kompetitif di sisa musim nanti. Dia berharap manfaat dari jeda panjang ini bisa terlihat dalam performa tim di pertandingan selanjutnya.
Betinho dan kawan-kawan akan menjalani laga berikutnya dengan dijamu PSBS Biak pada pekan ke-28 Liga 1 musim 2024/2025, 10 April 2025 nanti.
Artikel Tag: PSS Sleman, Liga 1, Pieter Huistra