Perbandingan Prestasi Taufik Hidayat, Lee Chong Wei & Lin Dan
Berita Badminton : Dalam beberapa hari terakhir, perdebatan sengit terjadi terkait pertanyaan Taufik Hidayat tentang masuknya Lee Chong Wei ke dalam Hall of Fame. Topik ini mendapat perhatian yang signifikan, terutama dari penggemar bulu tangkis, dengan penggemar Malaysia menggunakan media sosial untuk mengungkapkan ketidakpuasan mereka dengan sikap Taufik.
Berikut wawancara lengkap Taufik Hidayat dengan komentarnya soal masuknya Lee Chong Wei ke BWF Hall of Fame:
“Saya tidak peduli dengan pelecehan tersebut, tetapi ketika saya berhubungan dengan LCW mendapatkan HOF karena kantor BWF di Malaysia, itu adalah pernyataan dan tuduhan paling bodoh dan dangkal bagi saya oleh seorang legenda bernama Taufik Hidayat. Saya telah kehilangan semua rasa hormat untuk Anda”
Di sini, kami ingin membantu para penggemar mencerna ucapan Taufik melalui 5 langkah mudah:
1. Kebebasan Berbicara
Mengesampingkan pertanyaan tentang siapa yang benar atau salah, penting untuk mengakui dan menjunjung tinggi kebebasan berbicara setiap orang. Hak fundamental ini merupakan landasan masyarakat demokratis, yang memungkinkan individu untuk mengekspresikan pendapat mereka secara terbuka.
2. Statistik Tak Pernah Berbohong
Secara statistik, Lee Chong Wei memiliki persentase kemenangan yang lebih tinggi dari tiga peraih medali emas Olimpiade: Lin Dan, Chen Long, dan Taufik sendiri. Data ini menantang argumen yang disampaikan Taufik dalam wawancara di atas terhadap kualifikasi Lee Chong Wei untuk Hall of Fame BWF.
Menurut statistik di bawah ini, per tahun 2020, Lee Chong Wei telah memainkan total 848 pertandingan dalam karirnya dan memenangkan 713 pertandingan di antaranya. Persentase kemenangannya adalah 84,08%; sedangkan persentase kemenangan Lin Dan sebesar 83,46%, Chen Long sebesar 79,46%, dan persentase kemenangan Taufik Hidayat sebesar 74,95%.
Selanjutnya, Lee adalah satu-satunya orang dalam sejarah bulu tangkis yang menghabiskan 349 minggu sebagai pemain peringkat No.1 di dunia dan peringkat No.1 selama 200 minggu berturut-turut.
3. Bukan Pertama Kalinya Taufik Hidayat Membuat Pernyataan Kontroversial
Kecenderungan Taufik melontarkan pernyataan kontroversial memang pernah terjadi sebelumnya. Pada tahun 2006, dia melabeli Lin Dan sebagai orang yang sombong, seperti yang dilaporkan dalam artikel ini: “Taufik: Lin Dan sombong.”
https://www.thestar.com.my/sport/other-sport/2006/12/02/taufik-lin-dan-arrogant
Selain itu, pada tahun 2010, ia meremehkan pentingnya empat kejuaraan berturut-turut Lin Dan, malah menekankan kekagumannya pada Asian Games.
https://sports.qq.com/a/20100823/000612.htm
4. Persyaratan Pemilihan Hall of Fame
Penting untuk dipahami bahwa medali emas bukanlah satu-satunya kriteria untuk masuk ke Hall of Fame. Dalam banyak olahraga, induksi didasarkan pada dampak keseluruhan pemain pada olahraga, catatan karier, kemampuan, integritas, sportivitas, karakter, dan kontribusi tim.
Misalnya, induksi Yao Ming ke NBA Basketball Hall of Fame pada tahun 2016 bersama Shaquille O'Neal dan Allen Iverson menunjukkan perspektif yang lebih luas ini. Meskipun tidak memenangkan gelar NBA, medali emas Olimpiade, atau gelar Kejuaraan Dunia, pengaruh signifikan Yao Ming pada permainan bola basket menjamin keikutsertaannya. Pengumuman baru-baru ini oleh FIBA pada 2 Juni 2023, yang mengonfirmasi pelantikan Yao Ming ke FIBA Hall of Fame 2023 lebih jauh menggambarkan hal ini.
Oleh karena itu, argumen Taufik bahwa tidak adanya medali emas Lee Chong Wei mendiskualifikasi dia dari Hall of Fame tidak berdasar dan tidak tepat.
5. Mari Sebarkan Lebih Banyak Cinta Dan Kepositifan
Sebagai mantan pemain yang sangat berpengaruh di dunia bulu tangkis, Taufik Hidayat akan lebih konstruktif untuk mempromosikan cinta dan harmoni daripada terlibat dalam serangan terhadap orang lain. Misalnya, Lee Chong Wei mengenakan kaus “We Love Taufik” di Indonesia yang menandakan ikatan yang kuat dan rasa hormat yang dia miliki untuk Taufik.
Meskipun pemain seperti Lee Chong Wei dan Lin Dan terlibat dalam persaingan yang intens di lapangan, persahabatan mereka bertahan lama setelah pensiun. Baru-baru ini, mereka berkolaborasi dalam sebuah video di mana Lee Chong Wei mengajar bahasa Melayu Lin Dan. Momen mengharukan ini menekankan pentingnya membina hubungan positif dalam komunitas bulu tangkis.
Kesimpulannya, legenda bulu tangkis seperti Taufik Hidayat harus fokus untuk mendorong persatuan, menyebarkan cinta, dan memupuk semangat persahabatan dalam komunitas bulu tangkis saat kita bergerak maju dari topik ini.
Artikel Tag: taufik hidayat, lee chong wei, lin dan, bwf hall of fame